BI Tahan Suku Bunga Acuan, Rupiah Menguat 54 Poin
EkonomiNewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

ilustrasi rupiah (freepik)

Jakarta,tvrijakartanews - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami peningkatan pada transaksi antarbank di Jakarta. Penugatan Rupiah setelah Bank Indonesia menahan suku bunga acuan di level 6 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG), periode 20-21 Desember 2023.

Sebagaimana dikutip Blomberg, Jumat (22/12/2023), rupiah dibuka mengalami kenaikan 54 poin atau 0,35 persen. Sedangkan Yahoo Finance mencatat rupiah menguat 30 Poin atau 0,19 persen.

Pada penutupan Kamis (21/12/2023), Nilai tukar rupiah melemah penutupan perdagangan Kamis (21/12/2023). Mata uang garuda melemah bersifat sementara karena pedagang masih yakin The Fed akan menurunkan suku bunga pada kuartal I-2024.

Mengutip Bloomberg, mata uang rupiah melemah terhadap dolar AS ke posisi Rp15.525 per USD atau melemah 0,09 persen penutupan. Sedangkan Yahoo Finance juga mencatat mata uang rupiah juga melemah 0,15 persen menjadi Rp15.528 per USD.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan dinilai tetap konsisten dengan kebijakan moneter yang prostability.

"Untuk penguatan stabilisasi nilai tukar rupiah serta langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 3,0±1% pada 2023 dan 2,5±1% pada 2024," dikutip Jumat (22/12/2023).

Kemudian ada sejumlah faktor yang membuat BI mempertahankan suku bunga acuannya. Pertama, tingkat inflasi pada November 2023 tercatat sebesar 2,86 persen (yoy), meningkat dari 2,56 persen yoy dibandingkan bulan sebelumnya.

Naiknya harga bahan makanan juga tercermin dari komponen harga bergejolak yang mencatatkan inflasi sebesar 7,59 persen (yoy) pada November 2023, peningkatan signifikan dari 5,54 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.

“Faktor kedua dari sisi eksternal, yakni surplus perdagangan menyusut ke US$2,41 miliar pada November 2023 dari US$3,48 miliar pada sebelumnya. Menyempitnya surplus perdagangan dipengaruhi oleh kombinasi turunnya ekspor dan meningkatnya impor selama bulan lalu,” ujarnya.

Sementara itu, dolar AS melemah akhir perdagangan Kamis waktu setempat. Dolar AS tertekan penyesuaian penurunan tingkat pertumbuhan PDB AS pada kuartal ketiga 2023 dan membaiknya sentimen di pasar saham.

Melansir Xinhua, Jumat, 22 Desember 2023, indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,56 persen menjadi 101,8449 pada akhir perdagangan.

Biro Analisis Ekonomi AS mencatat PDB AS tumbuh sebesar 4,9 persen pada tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman pada kuartal ketiga tahun ini. Angka ini lebih rendah dari perkiraan sebelumnya sebesar 5,2 persen. (Yohanes Abimanyu)