Tapir Kembali ke Negara Bagian Rio De Janeiro Setelah Lebih dari 100 Tahun
NewsHot
Redaktur: Citra Sandy Anastasia

Gambar: slowmotiongli/Shutterstock

Jakarta, tvrijakartanews - Tapir merupakan salah satu mamalia darat terbesar di Amerika Selatan dengan berat rata-rata 300 kilogram (661 pon), tetapi mereka telah absen dari suatu wilayah di Brasil selama lebih dari 100 tahun. Kini, berkat teknologi perangkap kamera, gambar dan video pertama dari hewan ikonik ini yang kembali ke wilayah tersebut telah diambil.

Seperti yang dilaporkan oleh g1, sudah 110 tahun sejak penampakan terakhir tapir Amerika Selatan atau tapir dataran rendah ( Tapirus terrestris ) di negara bagian Rio de Janeiro. IUCN menggambarkan populasi tersebut sebagai populasi yang memiliki variasi kepadatan yang besar dan meskipun sulit untuk mendapatkan gambaran akurat tentang keseluruhan populasi di Amerika Selatan karena sifat mereka yang pemalu dan suka menghindar, mereka saat ini terdaftar sebagai Rentan.

Mengutip IFL Science, kombinasi beberapa faktor diduga menjadi penyebab kepunahan mereka, termasuk penggundulan hutan, urbanisasi, dan perburuan. Hewan-hewan tersebut juga menderita karena tertabrak kendaraan lain. Namun, beberapa tahun terakhir telah terlihat adanya upaya untuk mengembalikan tapir dataran rendah ke habitat aslinya, tetapi kembalinya mereka ke daerah ini tampaknya terjadi secara spontan.

Penampakan baru tersebut berasal dari kamera jebak di Taman Negara Bagian Cunhambebe (PEC) dan memperlihatkan kemungkinan empat individu, termasuk induk dan anaknya, di dalam kawasan lindung.

Untuk hewan yang diperkirakan punah di daerah tersebut, kembalinya secara spontan ini menyoroti pentingnya cagar alam yang dilindungi.

"Kembalinya tapir secara spontan merupakan tanda bahwa hutan di Rio de Janeiro mampu menopang kehidupan mamalia besar lagi. Hal ini menunjukkan konektivitas ekologis yang fungsional, karena hewan-hewan ini menggunakan koridor hutan alami. Dengan kata lain, fauna lokal masih memiliki kapasitas tertentu untuk bergerak dan menyebar," kata Marcelo Cupello, seorang ahli biologi di Institut Lingkungan Negara Bagian Rio de Janeiro (INEA-RJ), kepada g1.

Tapir merupakan anggota penting ekosistem, yang membantu menyebarkan benih berbagai spesies tanaman ke seluruh hutan hujan yang mereka huni. Dengan menggunakan moncongnya yang dapat memegang, tapir membuang bahan tanaman dan menyebarkan benih melalui sistem pembuahan internal mereka sendiri (kotoran). Sering disebut tukang kebun hutan, kemampuan ini dapat membantu meningkatkan keanekaragaman hayati suatu daerah, yang pada gilirannya memberikan manfaat bagi spesies lain.