
Pejabat kemanusiaan PBB mengungkapkan pada hari Selasa, 11 Februari 2025, bahwa aliran bantuan ke Gaza telah meningkat. Foto : Reuters
Jenewa, tvrijakartanews - Pejabat kemanusiaan PBB mengungkapkan pada hari Selasa, 11 Februari 2025, bahwa aliran bantuan ke Gaza telah meningkat secara signifikan sejak kesepakatan gencatan senjata mulai berlaku pada 19 Januari lalu. Peningkatan tersebut termasuk bantuan untuk barang-barang seperti tenda yang sebelumnya menghadapi pembatasan dari Israel.
Pada hari Senin, 10 Februari 2025, Hamas mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan pembebasan sandera Israel hingga pemberitahuan lebih lanjut, dengan alasan adanya dugaan pelanggaran oleh Israel terhadap kesepakatan gencatan senjata. Hal ini meningkatkan risiko terjadinya eskalasi konflik yang telah berlangsung selama 15 bulan.
Dugaan pelanggaran tersebut mencakup penghentian bantuan kemanusiaan yang memasuki Gaza, sesuai dengan ketentuan dalam kesepakatan, termasuk 60.000 rumah mobil, 200.000 tenda, serta mesin berat untuk membersihkan puing-puing dan bahan bakar.
Jens Laerke, juru bicara PBB, mengatakan, “Kami telah berhasil meningkatkan operasi kemanusiaan secara signifikan dengan pasokan makanan, medis, tempat tinggal, dan bantuan lainnya selama masa gencatan senjata. Kami juga menegaskan pentingnya agar hal ini terus berlanjut dan dapat diteruskan hingga mencapai tujuan serta keberlanjutannya.”
Awal bulan ini, pejabat bantuan menyatakan bahwa ada hambatan dalam mengimpor beberapa barang, seperti peralatan tempat tinggal, yang menurut Israel berpotensi untuk "penggunaan ganda"—baik sipil maupun militer. Warga Palestina telah mengajukan permohonan bantuan darurat senilai miliaran dolar, termasuk untuk unit rumah bagi mereka yang kehilangan tempat tinggal akibat serangan udara dan pemboman Israel.
Israel membantah tuduhan bahwa mereka telah menghentikan pasokan tertentu, termasuk tiang tenda, agar tidak masuk ke Gaza melalui truk bantuan.
COGAT, badan militer Israel yang mengawasi pengiriman bantuan ke Gaza, dalam sebuah pernyataan yang dikirim kepada Reuters, mengatakan bahwa lebih dari 100.000 tenda telah memasuki daerah kantong pantai tersebut sejak gencatan senjata diberlakukan.
Ketika ditanya apakah pembatasan "penggunaan ganda" yang diberlakukan oleh Israel masih berlaku, Laerke menyerahkan hal tersebut kepada otoritas Israel.