Senator DPD Optimistis Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Tercapai di Akhir Masa Jabatan Prabowo-Gibran
NewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Economic Discussion bersama Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Mirah Midadan Fahmid dan Ekonom UI, Fithra Faisah Hastiadi di Cikini, Jakarta Pusat. Foto M Julnis Firmansyah

Jakarta, tvrijakartanews - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Mirah Midadan Fahmid, optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 8 persen di akhir masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada 2029. Menurutnya, target tersebut bisa dicapai jika fondasi ekonomi diperkuat sejak awal pemerintahan.

"Mungkin bukan sulit ya, tapi kita butuh waktu. Jadi memang untuk 1-2 tahun pertama, hampir impossible kita bilang," kata Mirah dalam diskusi Economic Discussion+ bertema "Investasi adalah Koentji, Realistiskah Pertumbuhan 8%?" saat ditemui di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (19/2/2025).

Menurutnya, program makan bergizi gratis (MBG) bisa menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Program ini dinilai memiliki efek ganda (multiplier effect) yang melibatkan berbagai sektor, mulai dari desa hingga tingkat nasional.

Mirah menambahkan, pencapaian target pertumbuhan ekonomi 8 persen diharapkan bisa terwujud secara bertahap hingga 2029.

"Mungkin bisa kita pelan-pelan naik dari 5 persen ke 5,5 persen, lalu ke 6 persen, dan seterusnya sampai akhirnya dapat 8 persen," pungkasnya.

Dalam kesempatan yang sama, ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisah Hastiadi menilai target pertumbuhan ekonomi 8 persen bukan sesuatu yang mustahil, tetapi membutuhkan waktu dan kebijakan yang tepat.

"Pertumbuhan ekonomi tahun ini forecast-nya itu 4,97 persen. Kalau ingin mencapai 8 persen, harus ada dorongan dari sektor yang memiliki keunggulan komparatif, seperti pertanian," ujar Fithra.

Ia menjelaskan, realokasi anggaran menjadi kunci penting dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Menurutnya, jika anggaran belanja yang kurang produktif dialihkan ke sektor prioritas, maka ekonomi bisa tumbuh lebih cepat.

"Misalnya, ada dana buat ATK Rp44 triliun. Coba kalau misalnya itu digunakan untuk salah satunya makan bergizi gratis. Hitungan saya itu bisa menambah pertumbuhan ekonomi sekitar 0,3-0,4 persen," jelasnya.