Konflik Timur Tengah dan Suku Bunga AS, Harga Minyak Dunia Naik Turun
EkonomiNewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Foto: Freepik

Jakarta, tvrijakartanews - Harga minya dunia sedikit mengalami perubahan pada perdagangan Selasa (26/12/2023). Para investor saat ini fokus pada ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan optimisme Federal Reserve AS akan segera mulai memangkas suku bunga.

Hal itu, untuk mengangkat pertumbuhan ekonomi global dan permintaan bahan bakar.

Sebagaimana dilansir laman Channel News Asia, harga minyak mentah berjangka Brent turun 26 sen, atau 0,3 persen menjadi USD79,13 per barel. Sementara minyak mentah AS West Texas Intermediate berada di USD73,59 per barel, naik tiga sen.

Perdagangan singkat pekan ini, ada beberapa pasar masih tutup untuk libur nasional Boxing Day.

Selain itu, kenaikan sekitar tiga persen minggu lalu, setelah serangan Houthi terhadap kapal-kapal yang mengganggu pengiriman dan perdagangan global, menambah ketegangan di Timur Tengah karena konflik Israel-Gaza terus berlanjut.

Maersk dari Denmark mengatakan mereka sedang bersiap untuk melanjutkan operasi pelayaran di Laut Merah dan Teluk Aden, dengan mengutip pengerahan operasi militer yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) yang dirancang untuk memastikan keamanan perdagangan di daerah tersebut.

Perusahaan-perusahaan pelayaran telah menangguhkan perjalanan kapal-kapal melalui Laut Merah yang terhubung dengan Terusan Suez, yang menangani sekitar 12 persen perdagangan dunia, dan membebankan biaya tambahan untuk mengubah rute kapal.

Disamping itu, Iran membantah klaim Amerika Serikat (AS) pesawat tak berawak yang diluncurkan dari Iran telah menghantam sebuah kapal tanker kimia di lautan Hindia.

Pentagon mengatakan pada akhir pekan lalu kapal Chem Pluto yang berbendera Liberia, milik Jepang dan dioperasikan oleh Belanda, ditembak di 200 mil laut (370 km) di lepas pantai India.

Harga minyak juga didukung oleh ekspektasi the Fed akan memangkas suku bunga tahun depan setelah data AS yang dirilis Jumat menunjukkan inflasi sekarang berada pada atau di bawah target dua persen dari bank sentral.

Suku bunga yang lebih rendah memangkas biaya pinjaman konsumen, yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak. (Yohanes Abimanyu)