Robot Humanoid Bertenaga AI Dirancang untuk Merawat Warga Lanjut Usia di Jepang
Tekno & SainsNewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

SUMBER: REUTERS / ORGANISASI ROBOTIK MASA DEPAN UNIVERSITAS WASEDA

Jakarta, tvrijakartanews - Karena populasi usia kerja yang semakin berkurang menyebabkan kekurangan pekerja perawatan di Jepang, negara tersebut mengalihkan perhatiannya ke robot sebagai solusi. Sebuah universitas di Jepang merancang robot humanoid yang digerakkan oleh kecerdasan buatan (AI) yang disebut "AIREC" untuk melakukan tugas-tugas seperti mengganti popok atau mencegah luka baring bagi orang tua yang membutuhkan perawatan kritis.

AIREC sedang dikembangkan oleh para peneliti di Universitas Waseda Jepang. Proyek ini didanai oleh program pemerintah yang dirancang untuk mendorong inovasi disruptif guna menyelesaikan masalah masyarakat yang sulit.

“Karena kita memasuki masyarakat yang sangat menua, dan angka kelahiran menurun, kita akan membutuhkan dukungan robot dalam menyediakan perawatan medis dan perawatan lansia serta dalam kehidupan sehari-hari. Sayangnya, teknologi robot saat ini masih dalam tahap awal dalam hal berinteraksi dengan orang-orang dan mendukung mereka. Tujuan akhir dari proyek kami adalah untuk mencapainya," kata Profesor Shigeki Sugano yang memimpin penelitian ini dikutip dari reuters (28/02).

Sugano mengatakan AIREC dapat melakukan kontak fisik dengan orang-orang dengan aman dan menyesuaikan tindakannya sebagai respons terhadap gerakan manusia yang spontan. Menurunnya usia kerja di Jepang telah mendorong negara itu untuk mengalihkan perhatiannya ke robot sebagai solusinya.

Selama dekade berikutnya, jumlah orang dalam kelompok usia 15 hingga 64 tahun diproyeksikan turun hampir 10 persen, menurut Institut Nasional Penelitian Kependudukan dan Jaminan Sosial. Fasilitas perawatan di Tokyo ini saat ini tengah bereksperimen dengan berbagai perangkat pintar untuk membantu mengurangi beban para pengasuh.

COO Takashi Miyamoto mengatakan kekurangan tenaga kerja kronis di sektor perawatan lansia kemungkinan akan bertambah buruk. Dia yakin bahwa hari-hari ketika robot akan bekerja berdampingan dengan pengasuh manusia pasti akan tiba.

"Jika robot semacam itu benar-benar diciptakan, saya rasa robot itu akan sangat membantu kami di lapangan. Namun, saya agak khawatir bahwa kehangatan yang dihasilkan dari interaksi manusia antara penghuni dan pengasuh, dan komunikasi yang halus, seperti membaca situasi dan memahami situasi, mungkin sulit ditiru," ungkap salah seorang pekerja perawatan, Takaki Ito, sangat optimis terhadap penggunaan robot.

Sugano berharap AIREC dapat mulai digunakan secara nyata dalam berbagai kesempatan pada tahun 2040. Dan pada tahun 2050, ia berharap dapat bekerja secara mandiri di fasilitas perawatan perawat, atau bahkan melakukan operasi medis dengan dokter