
Desain baru yang khas untuk Ramadan, termasuk piring berbentuk bulan sabit dan cangkir bertuliskan "Ramadan Kareem" yang dihiasi dengan simbol-simbol khas Ramadan. Foto : Reuters
Hebron, Palestina, tvrijakartanews – Di tengah kondisi yang penuh tantangan, Loai Ghaith, seorang pengrajin keramik di Hebron, berusaha keras menghidupkan kembali bisnis keluarga yang sempat terhantam krisis ekonomi dan politik. Dengan semangat Ramadan, Ghaith memperkenalkan desain-desain baru dan produk-produk khusus Ramadan, berharap dapat menarik minat konsumen dan mempertahankan tradisi keramik Palestina yang kaya.
Menyambut Ramadan dengan Keramik Khas
Saat bulan suci Ramadan tiba, suasana yang berbeda terasa di kota Hebron. Loai Ghaith, pemilik toko keramik Al-Okhowa, mempersiapkan diri dengan penuh semangat. Selama sebulan terakhir, dia bersama timnya membuat berbagai desain baru yang khas untuk Ramadan, termasuk piring berbentuk bulan sabit dan cangkir bertuliskan "Ramadan Kareem" yang dihiasi dengan simbol-simbol khas Ramadan. Meski demikian, Ghaith mengakui bahwa situasi tahun ini jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
"Kami telah mempersiapkan selama sebulan terakhir untuk Ramadan. Kami membuat keramik yang dihias untuk digunakan sebagai peralatan makan saat Ramadan. Ada suasana Ramadan, tapi juga suasana yang sedih, tidak seperti suasana biasanya sebelum perang. Sebelum perang, situasinya lebih baik, sekarang situasinya suram. Jalan-jalan ditutup, memindahkan produk dari satu kota ke kota lain sangat sulit. Ketika kami memindahkan produk, kami harus melewati jalan tanah dan produk seringkali pecah," ujar Ghaith dengan nada penuh penyesalan.
Berbagai Tantangan Ekonomi dan Logistik
Meski menghadapi tantangan besar, seperti penurunan daya beli masyarakat akibat kondisi ekonomi yang memburuk, Ghaith tetap berusaha mempertahankan tradisi keramik Palestina yang telah lama ada. Saat ini, sekitar 75% produk keramik Al-Okhowa dijual di pasar lokal, sementara sisanya diekspor ke negara-negara Arab seperti Uni Emirat Arab (UEA) dan Turki.
Hebron, yang dikenal dengan desain keramik dan tembikar uniknya, memiliki sekitar 17 pabrik keramik yang menghasilkan produk-produk khas. Namun, meskipun ada harapan dengan adanya pasar ekspor yang mulai terbuka, Ghaith tetap merasakan dampak penurunan daya beli yang sangat terasa di tahun ini.
Harapan di Tengah Kesulitan
Ramadan yang dimulai pada Sabtu, 1 Maret 2025, kali ini datang di tengah konflik yang terus berlangsung di Tepi Barat, yang telah merusak rumah-rumah dan menghancurkan infrastruktur vital. Meski begitu, Ghaith tetap optimis. "Meskipun situasi ekonomi sulit, saya tetap berharap bahwa tradisi keramik Palestina akan terus hidup dan dihargai, baik di dalam negeri maupun di luar negeri," tambahnya.
Dengan semangat Ramadan, Loai Ghaith berusaha menjaga agar tradisi keramik Palestina terus berkembang meski harus menghadapi berbagai rintangan. Melalui desain-desain unik dan produk berkualitas, ia berharap bisa kembali menghidupkan bisnis keluarga yang telah bertahan lama, dan memperkenalkan keindahan seni keramik Palestina ke dunia internasional.

