Menkopolkam Akan Dalami Dugaan Adanya Pelaku di Rombongan WNI dari Myawaddy
NewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Foto : Dokumentasi Kementrian Luar Negeri/ 200 WNI korban TPPO di Myawaddy tiba di Bandara Soekarno Hatta, pada Selasa pagi (18/3/2025).

Tangerang, tvrijakartanews - Sebanyak 554 WNI yang terjebak di Myawaddy, Myanmar tiba di Indonesia pada Selasa (18/3/2025). Sebelumnya mereka dilaporkan menjadi korban online scamming dan eksploitasi di wilayah tersebut. Usai mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, mereka akan ditampung sementara di Asrama Haji Pondok Gede untuk menjalani berbagai pemeriksaan, termasuk pemeriksaan kesehatan.

Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Budi Gunawan mengatakan bahwa proses asesmen ini dilakukan untuk mengindentifikasi apakah ada pelaku dalam rombongan WNI yang pulang. Untuk itu pihaknya akan bekerja sama dengan Bareskrim Polri dalam mengindentifikasi antara korban dan pelaku.

"Selama 3 hari juga akan dilakukan asesmen kepada korban untuk memastikan apakah mereka semuanya korban atau mungkin sebagian ada indikasi pelaku. Sehingga mana yang korban ini yang layak mendapatkan bantuan hukum dari pemerintah, kemudian upaya hukum terhadap pelaku yang terlibat di TPPO ini juga akan terus kita buru dan kita lakukan," ujarnya di Bandara Soekarno Hatta, Selasa (18/3/2025).

Berdasarkan hasil pemeriksaan awal saat berada di Myanmar, para korban mengaku mendapat kekerasan fisik dan psikis. Bahkan mereka juga sempat diancam akan diambil organ tubuhnya jika tidak mencapai target yang ditentukan. Selain itu, paspor mereka juga ditahan dan ini merupakan petunjuk mereka terjebak dalam jaringan TPPO yang masif

"Paspor mereka juga diambil dan dilarang untuk berkomunikasi ke luar termasuk ke keluarga. Sehingga dari indikasi dan petunjuk yg ada sangat kuat adanya penyanderaan dalam jaringan mafia online scamming dalam skala besar atau masif," lanjutnya.

Sementara itu Wakabareskrim Polri, Irjen Asep Edi Suheri mengatakan bahwa pihaknya dibantu oleh Divisi Hubungan Internasional Polri dalam mendalami hasil pemeriksaan selama di Myanmar. Kemudian pada pemeriksaan selama di Indonesia akan bekerja sama dengan Direktorat LPO dan PPA dan juga dibantu oleh Direktorat pidana umum.

"Nanti mungkin dibantu Hubinter Polri yang membawa imigran dari Myanmar, dari Hubinter ini akan didalami hasil pemeriksaan di sana. Mungkin bukan hanya korban tapi ada juga pelaku, jadi hasil awal ini yang menentukan tindakan selanjutnya. Kita akan identifikasi antara korban dan pelaku untuk dilakukan tindakan yang tepat," ujarnya.

Untuk para korban akan langsung dikembalikan kepada keluarga masing-masing setelah asesmen berakhir. Proses ini juga mendapat pengamanan dari berbagai pihak terkait seperti Kemen PPPA, TNI Polri, Kemensos, dan juga BIN.

:Kalau korban akan kita kembalikan ke keluarga, kalau pelaku akan dilakukan proses hukum yang sesuai. Itu pun nanti akan kami laporkan kepada Kapolri dan Menkopolkam hasil dari asesemen nya," ujarnya.

Sementara itu diketahui bahwa proses repatriasi dilaksanakan selama dua hari dengan menggunakan 3 pesawat dari Bandara Don Mueang, Bangkok menuju Bandara Soekarno Hatta. Pada Selasa (18/3/2025) penerbangan pertama membawa 200 orang WNI, kemudian penerbangan kedua membawa 200 WNI dan kemudian besok penerbangan ke 3 akan membawa 154, sehingga total 554 orang yang kembali ke Indonesia.