
Masyarakat saat menggunakan AutoGate untuk mengurus proses imigrasi di Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur. Foto M Julnis Firmansyah
Surabaya, tvrijakartanews - Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Surabaya di Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, mengoptimalkan penggunaan AutoGate untuk mempercepat dan mempermudah proses pemeriksaan keimigrasian bagi penumpang internasional.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Surabaya, Agus Winarto, mengatakan sistem AutoGate merupakan teknologi keimigrasian yang diterapkan untuk mempercepat layanan kepada Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga Negara Asing (WNA).
"Jadi AutoGate ini adalah cara teknologi yang dimiliki oleh imigrasi dalam rangka untuk mempermudah penumpang dari internasional baik WNA dan WNI untuk proses imigrasian," kata Agus saat ditemui di Bandara Juanda, Rabu (23/4/2025).

(Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Surabaya, Agus Winarto. Foto M Julnis Firmansyah)
Ia menjelaskan, rata-rata jumlah penumpang yang melalui TPI Juanda setiap harinya mencapai lebih dari 3.000 orang, dengan komposisi sekitar 2.500 hingga 2.600 orang WNI dan sekitar 600 hingga 700 orang WNA.
Agus menyebutkan bahwa AutoGate memberikan keunggulan dalam hal kecepatan proses. “Dalam hitungan tidak sampai dengan satu menit, orang bisa menyelesaikan proses dari scan paspor, foto, kemudian dia keluar dengan AutoGate. Jadi sangat lebih mudah, efisien, dan lebih cepat tentunya bagi para penumpang,” ujarnya.
Saat ini, total terdapat 28 unit AutoGate yang terpasang di TPI Juanda. “Dengan detail di bawah di kedatangan ini ada 18 AutoGate, kemudian di keberangkatan ada 10 AutoGate,” imbuh Agus.
Meski berbasis teknologi otomatis, sistem ini tetap membutuhkan tenaga pendukung. Petugas imigrasi ditempatkan di sekitar area AutoGate untuk memberikan bantuan, terutama bagi penumpang yang belum familiar dengan penggunaan sistem ini.
“Artinya kami tetap berada di sekitar AutoGate, di belakang AutoGate, membantu para penumpang khususnya yang memang baru menggunakan AutoGate untuk proses imigrasian,” kata Agus.
Sistem keamanan dalam AutoGate juga telah terintegrasi dengan basis data nasional, termasuk data pelarangan dan pencegahan keberangkatan.
“Bahwa AutoGate ini pasti sudah terintegrasi dengan sistem APK-4 kita. Artinya apabila kemudian terindikasi, sistem pasti akan terbancar,” jelasnya.
Agus menambahkan bahwa ke depan penggunaan AutoGate akan semakin diperluas ke seluruh TPI di Indonesia, dan secara bertahap akan menggantikan sistem konvensional. Namun, layanan manual tetap akan tersedia untuk antisipasi kondisi darurat atau kebutuhan khusus.
“Jadi pelan-pelan penggunaan manual atau boot imigrasi akan berkurang. Tapi tetap kami akan siapkan mengantisipasi ketika terjadi permasalahan di AutoGate atau orang-orang yang membutuhkan asis atau bantuan,” tuturnya.

