
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar. Foto : Istimewa
Jakarta, tvrijakartanews - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memperkuat sinergi dengan puskesmas, guna mencegah risiko keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Langkah ini diambil menyusul sejumlah kasus keracunan yang terjadi dalam pelaksanaan program tersebut.
Kepala BPOM, Taruna Ikrar menyatakan bahwa kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan balai besar, balai, loka, dan pos POM, menjadi kunci untuk menyukseskan program MBG secara nasional.
"Kita menginginkan teman-teman puskesmas bekerja sama dengan balai besar dan balai atau loka atau pos POM yang jajaran ini bekerja sama untuk mensukseskan program makan bergisi gratis. Contohnya paling tinggi kita harapkan mencegah terjadinya kejadian luar biasa," kata Taruna Ikrar dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (2/5/2025).
Taruna menjelaskan, BPOM akan mendampingi sekitar 30 ribu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang disiapkan untuk melayani 82 juta penduduk.
BPOM akan bertugas membina petugas SPPG, termasuk dalam hal pemantauan, pencegahan, hingga mitigasi risiko keracunan.
Meski mengakui masih adanya sejumlah kelemahan dalam pelaksanaan, Taruna menegaskan bahwa BPOM akan terus berupaya memperbaiki sistem pengawasan dan berkomitmen penuh terhadap keberhasilan program.
Menurutnya, beberapa insiden keracunan ini menjadi pembelajaran penting untuk dievaluasi, khususnya dalam proses pengawasan. Bersyukur, peristiwa ini tidak menelan korban jiwa.
Selain puskesmas, BPOM juga bekerja sama dengan dinas kesehatan daerah untuk penanganan awal kasus keracunan, sehingga dampaknya bisa diminimalkan.
Diketahui sebelumnya, Dinas Kesehatan Kota Bandung melaporkan 342 siswa SMP Negeri 35 mengalami gejala keracunan makanan setelah menyantap menu MBG pada Selasa (29/4). Investigasi dan pengambilan sampel makanan segera dilakukan guna mengetahui penyebabnya.
Kasus serupa juga terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Sedikitnya 21 siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Cianjur mengalami gejala seperti pusing, mual, dan muntah setelah mengonsumsi MBG pada Senin (21/4).
Sebagai langkah pencegahan, Badan Gizi Nasional (BGN) telah mengeluarkan kebijakan agar sisa makanan MBG dibersihkan di lokasi SPPG, guna mencegah potensi kontaminasi berulang.

