
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kota Cilegon, Didin Supriatna Maulana
Cilegon, tvrijakartanews - Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon mewaspadai dampak perang dagang Global akibat kebijakan Amerika Serikat yang menaikan tarif impor yang menyebabkan harga kedelai impor sebagai bahan baku utama pembuatan tahu dan tempe melambung tinggi.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kota Cilegon, Didin Supriatna Maulana mengatakan, naiknya harga kedelai impor ini dinilai sangat memberatkan bagi para pengrajin tahu dan tempe sebagai salah satu binaan UKM pihaknya lantaran kedelai merupakan bahan baku utama sehingga (Pemkot.red) terus mewaspadai pergerakan harga kedelai.
"Mulai dirasakan oleh para pengrajin tahu dan tempe binaan UKM kita ya dengan naiknya harga kedelai akibat perang dagang global karena kedelai merupakan bahan baku utama sehingga kita terus mewaspadai pergerakan harga kedelai," katanya saat dikonfirmasi, Sabtu 03 Mei 2025.
Mantan Kadis Kominfo ini menyatakan, dari hasil monitoring ke pelaku UKM dalam waktu kurang dari dua bulan harga kedelai impor mengalami kenaikan harga hingga sepuluh persen atau dari 8.800 rupiah per kilogram nya, menjadi 9.725 rupiah per kilogram nya. Selain karena kebijakan Amerika yang menaikan tarif impor, naiknya harga kedelai ini juga disebabkan karena nilai tukar rupiah melemah terhadap dollar.
"Kita terus monitoring ke pelaku UKM pengrajin kedelai selama kurang dari dua bulan harga kedelai impor mengalami kenaikan dari 8.800 menjadi 9.725 perkilogramnya. Bahkan kebijakan Amerika juga yang menaikan tarif impor yang dibarengi dengan nilai tukar rupiah terhadap dollar melemah sehingga otomatis harga kedelai juga ikut naik," jelasnya.