Dorong Produksi Daging, Pemerintah Tambah Kuota Impor Sapi Hidup Sebanyak 184 Ekor
EkonomiNewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Ilustrasi sapi hidup. (Istimewa)

Jakarta, tvrijakartanews - Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengatakan kuota impor sapi bakalan atau hidup ditambah sebanyak 184 ribu ekor, jadi jumlah keseluruhan sebanyak 534 ekor. Sebelum  kuota impor sapi bakalan pada 2025 sebanyak 350 ribu ekor. 

“Jadi penambahan ini sebagai upaya meningkatkan produksi daging sapi. Tadi saya sudah bicara kalau memang kita fokusnya (sapi) bakalan, nanti bakalan kita bebasin saja, nggak usah dikuota-kuota lagi kan. Kalau kita pengin penggemukan, artinya yang diatur daging bekunya," kata Zulkifli dalam keterangannya di Kantor Kemenko Bidang Pangan, Jakarta, Jumat (16/5/2025).

Zulkifli menambahkan impor sapi hidup dapat memberdayakan peternak dan petani. Karena, sapi-sapi tersebut akan dikelola secara langsung oleh peternak.

“Penambahan impor sapi hidup bertujuan agar Indonesia mendapatkan nilai tambah dari suatu komoditas,” ujarnya.

Menurut Zulkifli, apabila mengimpor daging beku saja, hanya akan langsung dijual ke konsumen, tanpa melibatkan peternak dan petani.

"Itu ada petaninya, ada petani rumput, ada makanan jagung.Jadi banyak yang terlibat. Tapi kalau beku nggak, nggak ada nilai tambahnya, dari sana masuk sini langsung jual, jadi di harganya bisa lebih murah daripada kalau kita gemukin kan," jelasnya. 

Lebih lanjut, Zulkifli menuturkan sedangkan untuk impor daging sapi beku, kuotanya ditetapkan 180 ribu ton. Sementara itu, kuota daging kerbau beku diputuskan untuk dipangkas 100 ribu ton, dari 200 ribu ton.

Dia mengaku, hal itu dilakukan karena permintaan daging kerbau beku di dalam negeri terbilang sedikit.

"Permintaan dari Kementan (Kementerian Pertanian) 200 ribu ton, tapi yang masuk sampai hari ini sedikit. Jadi kita kurangi separuh," imbuhnya.