
Sumber : Reuters
Jakarta, tvrijakartanews - Prancis menjadi tuan rumah Konferensi Kelautan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNOC3) berlangsung dari Senin 9 Juni hingga Jumat 13 Juni.
KTT tersebut mempertemukan para kepala negara, ilmuwan, dan advokat, dimaksudkan untuk membahas perubahan iklim, polusi, keanekaragaman hayati, dan membuat akses manusia ke sumber daya laut lebih berkelanjutan.
"Saat ini, hanya 8,34% lautan global yang dilindungi. Kita dapat berbuat lebih baik dan kita dihadapkan pada masalah global," kata ahli kelautan Karina von Schuckmann dikutip dari reuters.
Salah satu tujuan yang dinyatakan oleh pemerintah Prancis adalah meyakinkan cukup banyak negara untuk meratifikasi Perjanjian Laut Lepas, yang diadopsi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2023, agar perjanjian tersebut dapat berlaku. Pakta tersebut dipandang sebagai alat penting untuk memenuhi target perlindungan 30% daratan dan lautan Bumi pada tahun 2030, yang dikenal sebagai "30 by 30."
"Saat ini, banyak negara yang mengabaikan multilateralisme secara menyeluruh. AS tidak akan hadir di UNOC ini dan mereka tidak terlibat dalam forum lingkungan secara menyeluruh," kata pemimpin politik Greenpeace untuk wilayah laut lepas, Megan Randalls.

