
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo (tengah) dan Wakil Gubernur, Rano Karno (kiri) saat memegang simbol penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) lewat gelaran spektakuler bertajuk "Jakarta Dalam Warna" yang digelar di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, Minggu (6/7/2025). Foto : Istimewa/ Pemprov DKI Jakarta
Jakarta, tvrijakartanews - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mencatat sejarah baru dengan meraih penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) lewat gelaran spektakuler bertajuk "Jakarta Dalam Warna" yang digelar di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, Minggu (6/7/2025).
Acara ini menghadirkan pertunjukan budaya kolosal dengan melibatkan lebih dari 5.000 pesilat dan 2.000 penari tradisional Betawi dari berbagai padepokan dan sanggar seni di Jakarta.
Pertunjukan massal ini menjadi bagian dari perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-498 DKI Jakarta dan berhasil mencatatkan rekor MURI sebagai kolaborasi pencak silat dan tari dengan peserta terbanyak.
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, yang hadir langsung bersama Wakil Gubernur Rano Karno, menyebut acara ini sebagai simbol kebangkitan budaya sekaligus wajah baru Jakarta yang terus bertransformasi menjadi kota global yang inklusif, aman, dan nyaman.
"Wajah Jakarta adalah kebudayaan, terutama wajah Betawi. Undang-Undang (UU) No. 2 tahun 2024 juga telah mengatur hal itu," kata Pramono dalam keterangan yang diterima.
"Hal yang terpenting dalam kegiatan ini adalah masyarakat Jakarta bangga terhadap budaya dan kotanya, menikmati Jakarta yang sedang kita ubah dan perbaiki perlahan-lahan. Kami ingin bangun Jakarta yang aman dan nyaman bagi warga maupun pendatang," jelasnya.
Tema budaya Betawi yang diangkat dalam "Jakarta Dalam Warna" mencerminkan komitmen Pemprov dalam mengukuhkan identitas Jakarta sebagai kota budaya berdaya saing global menjelang usianya yang ke-500 tahun pada 2027. Pramono menegaskan bahwa upaya pelestarian budaya harus nyata, bukan sekadar seremoni.
"Di berbagai acara saya sudah mewajibkan untuk menggunakan busana Betawi. Seperti saat melantik pejabat, saya wajibkan memakai baju adat ujung serong. Sehingga, wajah Betawi bukan hanya untuk perayaan, tetapi memang ada di dalam masyarakat," jelas Pramono menegaskan.
Dalam kesempatan tersebut, penghargaan MURI diserahkan langsung kepada Gubernur Pramono sebagai pengakuan atas keberhasilan menghadirkan pertunjukan budaya berskala besar yang melibatkan ribuan partisipan.
Kemudian, Wakil Gubernur Rano Karno turut menyampaikan apresiasi kepada para pesilat dan penari dari ratusan padepokan serta sanggar seni yang turut menyukseskan acara ini. Ia menekankan bahwa pencak silat bukan hanya seni bela diri, tetapi juga bagian penting dari ekspresi budaya Betawi.
"Ini adalah awal kita membangun Jakarta menuju 500 tahun pada 2027. Mudah-mudahan ke depannya, bukan hanya kebudayan Betawi yang ditampilkan disini, tetapi nanti ada budaya dari Sumatera Barat, Jawa Barat, dan sebagainya. Semua budaya yang ada di Jakarta akan tampil di sini. Sekarang kita awali dengan kebudayan Betawi," jelasnya.
Selain pertunjukan kolosal, "Jakarta Dalam Warna" juga dimeriahkan oleh penampilan musisi ternama seperti Rossa dan Ayu Ting Ting, serta tokoh seni dan budaya seperti pesilat-aktris Prisia Nasution, penari Happy Salma, koreografer Ufa Suforia, dan marching band Jakarta Drum Corps.
Ajang ini tak hanya menampilkan kekayaan budaya Jakarta, tetapi juga menjadi momentum untuk menumbuhkan rasa memiliki dan cinta terhadap kota serta warisan budayanya.

