Bapanas Dorong Pemanfaatan Lahan Perhutanan Sosial untuk Swasembada Jagung
EkonomiNewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) terus memperkuat upaya diversifikasi konsumsi pangan. (Tangkap layar laman resmi Bapas)

Jakarta, tvrijakartanews - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyatakan optimalisasi pemanfaatan lahan perhutanan sosial sebagai langkah strategis demi mempercepat tercapainya swasembada komoditas jagung dan memperkuat ketahanan pangan nasional.

"Pemanfaatan lahan perhutanan sosial langkah strategis untuk mendukung swasembada jagung," kata Arief dalam keterangan di Jakarta, Kamis (10/7/2025).

Arief menambahkan pihak telah menghadiri kegiatan penanaman jagung serentak di Lahan Perhutanan Sosial yang digelar di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Rabu (9/7).

Menurutnya, gerakan penanaman jagung yang diinisiasi Polri dan melibatkan Kementerian Pertanian dan Kementerian Kehutanan merupakan bentuk kolaborasi nyata dalam mendorong swasembada pangan terutama komoditas tersebut.

"Sinergi lintas sektor seperti ini sangat penting untuk menjamin ketersediaan pangan secara berkelanjutan, khususnya dalam memperkuat cadangan pangan pemerintah," ujarnya.

Jagung merupakan komoditas strategis nasional yang berperan penting dalam industri pangan dan pakan di mana saat ini ketersediaan jagung dalam kondisi yang aman dan cukup.

Dia menjelaskan produksi tetap menjadi tanggung jawab kementerian teknis, sementara Bapanas menghitung kebutuhan pangan nasional agar dapat mendukung Polri dan kementerian terkait dalam mencapai swasembada secara tepat sasaran.

"Ini salah satu Asta Cita dari Bapak Presiden Prabowo agar kita bisa swasembada pangan salah satunya jagung," tuturnya.

Ia menyebutkan berdasarkan data Kerangka Sample Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS) produksi jagung pada Januari-Agustus 2025 mencapai 10,84 juta ton, lebih tinggi 820 ribu ton (8,16 persen) dibanding periode yang sama pada 2024.

Sementara itu, proyeksi kebutuhan jagung di periode yang sama pada 2025 mencapai 10,06 juta ton, yang berarti neraca jagung pada periode tersebut masih mengalami surplus sekitar 780 ribu ton.