
Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat, Prof. Muhammad Nuh. Foto : Istimewa
Jakarta, tvrijakartanews - Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat, Prof. Muhammad Nuh, menegaskan bahwa Sekolah Rakyat bukan sekadar program pendidikan, melainkan gerakan sosial yang bertujuan menunaikan janji kemerdekaan Indonesia: menyejahterakan seluruh rakyat.
"Tema besarnya itu adalah memuliakan dan membahagiakan orang-orang. Karena kita punya utang pada mereka. Negara punya utang pada mereka karena janji kemerdekaan kita adalah untuk kesejahteraan mereka, tapi sampai sekarang mereka belum sejahtera, turun-temurun," kata Muhammad Nuh dalam keterangan di Jakarta, Jumat (11/7/2025).
Ia menekankan bahwa pendidikan merupakan instrumen rekayasa sosial yang paling ampuh dalam memutus rantai kemiskinan. Menurutnya, Sekolah Rakyat hadir untuk menjangkau kelompok yang selama ini terpinggirkan, sekaligus menjadi solusi atas berbagai keterbatasan yang ada.
"Sekolah Rakyat adalah pemungkin, memungkinkan yang tidak mungkin. Kita ingin memuliakan kaum miskin, bukan sekadar menyelamatkan mereka. Memuliakan artinya memberi lebih dari sekadar kebutuhan asalnya," kata Muhammad Nuh.
Fasilitas Lengkap untuk Memuliakan Anak Didik
Seluruh peserta didik Sekolah Rakyat akan mendapatkan berbagai fasilitas penunjang secara menyeluruh, antara lain:
- Pemeriksaan kesehatan lengkap
- Pemetaan bakat dan kekuatan individu berbasis kecerdasan buatan (AI)
- Penilaian akademik dan psikososial
- Akomodasi asrama dan makan tiga kali sehari
- Seragam dan perlengkapan sekolah
- Pendampingan pembelajaran digital
- Pembiayaan pendidikan sebesar Rp48,25 juta per anak per tahun (untuk tahun pertama).
Muhammad Nuh mencontohkan kolaborasi dengan berbagai pihak, salah satunya Sekolah Al-Hikmah Surabaya yang secara sukarela membagikan modul pembelajaran interaktif dan tematik secara gratis untuk mendukung Sekolah Rakyat.
"Modulnya luar biasa, semuanya tematik, interactive learning, dan diberikan gratis demi Sekolah Rakyat," katanya.
Ia juga menyoroti pentingnya pendekatan personalized learning yang belum umum di banyak sekolah di Indonesia. Dengan sistem talent mapping berbasis AI, setiap anak dipetakan kekuatannya sejak awal.
"Setiap anak itu adalah genius. Tidak ada ciptaan Tuhan yang bodoh. Kita harus tahu di mana strength point-nya, dan itu akan menentukan pendekatan pembelajaran dan ekstrakurikulernya. Ini adalah personalized learning yang bahkan belum umum di sekolah-sekolah lain," jelasnya.
Kemudian, model pendidikan yang diterapkan dalam Sekolah Rakyat disebut Model Delta, yakni pemetaan awal secara menyeluruh atas kondisi fisik, akademik, dan psikososial anak, lalu diukur pertumbuhannya setiap semester.
"Kami petakan fisiknya, psikososialnya, dan akademiknya. Semua data itu digunakan untuk memastikan mereka bertumbuh. Solidaritas sosial di antara siswa pun dibangun, karena mereka berangkat dari titik yang sama: titik yang berat," jelas Muhammad Nuh.
Di akhir pernyataannya, Mohammad Nuh menyampaikan keyakinannya bahwa Sekolah Rakyat akan menjadi bagian dari kebangkitan Indonesia menuju Generasi Emas 2045.
"Cita-cita kita menyiapkan Generasi Emas 2045. Syaratnya satu: tahun depan kita harus bangkit. Sekolah Rakyat adalah kendaraan menuju bangkitnya kejayaan Indonesia," katanya.

