Menkes: Warga Pulau Terluar Berhak Dapat Layanan Kesehatan Setara Kota Besar Seperti Jakarta
NewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin (tengah kemeja putih) saat peletakan batu pertama pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buru di Namlea, Kabupaten Buru, Maluku, pada Kamis (17/7). Foto : Istimewa/ Kemenkes

Jakarta, tvrijakartanews - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa seluruh masyarakat Indonesia, termasuk yang tinggal di pulau-pulau terluar, berhak mendapatkan akses layanan kesehatan yang setara dengan warga di kota-kota besar seperti Jakarta.

"Kita ingin masyarakat di pulau-pulau juga punya akses ke layanan kesehatan yang sama seperti di Jakarta. Itu tugas saya: good access, easy access, good quality, and affordable price (akses yang baik, mudah, berkualitas, dan terjangkau)," kata Budi dalam keterangan resmi di Jakarta yang diketahui, Jumat (18/7/2025). 

Pernyataan tersebut disampaikan saat Budi meletakkan batu pertama pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buru di Namlea, Kabupaten Buru, Maluku, Kamis (17/7). 

Proyek ini merupakan bagian dari program quick win Presiden Prabowo Subianto untuk mempercepat pemerataan layanan kesehatan, khususnya di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Diketahui, RSUD Buru menjadi satu dari 66 rumah sakit daerah yang ditargetkan rampung dalam dua tahun mendatang. 

Budi menekankan, pembangunan rumah sakit ini tidak hanya soal infrastruktur, melainkan juga strategi besar untuk menurunkan angka kematian akibat penyakit paling mematikan di Indonesia.

"Lima penyakit paling mematikan itu adalah stroke, jantung, kanker, ginjal, serta kesehatan ibu dan anak. Ini yang harus kita prioritaskan. Maka, rumah sakit harus dilengkapi dengan fasilitas seperti CT scan, cath lab, mamografi, dan alat cuci darah," jelas Budi. 

Ia juga menekankan bahwa kualitas layanan kesehatan tidak bisa hanya bertumpu pada dokter umum. Dukungan tenaga medis spesialis sangat diperlukan. Karena itu, ia mendorong pemerintah daerah untuk menyekolahkan putra-putri daerah menjadi dokter spesialis agar kebutuhan tenaga ahli terpenuhi.

Selain itu, Budi mengingatkan pentingnya perencanaan rumah sakit yang efisien dan berorientasi pada kenyamanan pasien.

"Jangan bangun rumah sakit seperti zaman Belanda. Harus ada master plan yang jelas, dengan zona rawat inap, rawat jalan, IGD, dan ruang operasi yang terintegrasi," katanya. 

Pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan telah menyiapkan anggaran dan dukungan teknis untuk mempercepat pembangunan. Pekerjaan konstruksi tahap awal ditargetkan selesai dalam 8 hingga 12 bulan ke depan.