
Wakil Wali Kota Bogor, Kenal Mutaqin / Foto: Dimas Yuga Pratama
Bogor, tvrijakartanews - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor kembali menegaskan komitmennya dalam menata transportasi publik, khususnya dalam program reduksi jumlah angkutan kota (angkot).
Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin, mengatakan bahwa langkah ini sesuai dengan amanat dari Peraturan Daerah tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
"Data sementara 650 angkot akan direduksi, namun angkanya masih akan kami update. Reduksi ini dilakukan karena sesuai amanat perda bahwa usia maksimal angkot hanya sampai 20 tahun dan tidak bisa diperpanjang," ujar Jenal, Senin, 21 Juli 2025.
Menurutnya, dalam peninjauan langsung di lapangan bersama Dinas Perhubungan (Dishub), Jenal menemukan banyak angkot yang masih beroperasi meskipun masa berlaku KIR-nya sudah habis dan usia kendaraannya melebihi batas ketentuan.
"Fakta di lapangan, Fakta di lapangan ketika saya merazia angkot bersama dishub, ada yang sudah habis masa nya tetapi masih beroperasi, ada yang KIR nya sudah habis tetapi masih beroperasi," pungkasnya.
"Artinya, pengawasan petugas juga penting. Selain regulasi juga pengawasan dan keterlibatan publik melaporkan perilaku perilaku supir angkot yang di anggap ugal ugalan, yang di anggap ngetemnya tidak sesuai dengan tempat yang sudah kita siapkan dan menimbulkan ketidak nyamanan," jelasnya.
Terkait masa depan para sopir angkot yang terkena dampak reduksi, Jenal menyatakan harapannya agar mereka dapat dilibatkan dalam program layanan transportasi Biskita Transpakuan.
"Saya sudah berdiskusi dengan Direktur Biskita. Selama para sopir ini bisa memenuhi standar kompetensi dan bersikap profesional, mereka tidak ada masalah. Dan setahun yang lalu sudah di rekrut cuma belum banyak"ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa karakter dan usia pengemudi juga menjadi pertimbangan penting mengingat sopir Biskita mengemban tanggung jawab membawa lebih banyak penumpang.
"Mudah mudahan bisa maksimal selama usianya sesuai karena kan bawa bis, lebih banyak penumpang dan keselamatan penumpang juga. Karakternya, usianya menjadi salah satu indikator persyaratan dan itu di ikuti secara propesional," ucapnya.
Namun hingga kini, Pemkot belum melakukan sosialisasi secara langsung kepada para supir yang terdampak reduksi tahap lanjutan. Jenal menyebutkan bahwa program ini masih akan berjalan hingga akhir tahun.
"Kita belum melakukan sosialisasi untuk yang hasil reduksi belum ada pertemuan. Ini skema program yang sudah berjalan di awal tahun. Sisa hari ini kira kira 230 sampai akhir tahun yang akan di reduksi, rerooting dan kompersi," tandasnya.