Wagub DKI Rano Dorong Kolaborasi ASEAN Hadapi Krisis Iklim di Kota-Kota Besar
NewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno bertemu sekaligus makan malam bersama dengan delegasi Urban Climate Action Programme (UCAP) – Climate Action Implementation (CAI) Regional Convening 2025 di Plataran Menteng, Jakarta Pusat, pada Rabu (23/7). Foto : Istimewa/ Pemprov DKI Jakarta

Jakarta, tvrijakartanews - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno bertemu sekaligus makan malam bersama dengan delegasi Urban Climate Action Programme (UCAP) – Climate Action Implementation (CAI) Regional Convening 2025 di Plataran Menteng, Jakarta Pusat, pada Rabu (23/7). 

Di sela-sela acara, Rano menyebut pertemuan ini sebagai momentum penting bagi kota-kota besar di ASEAN untuk memperkuat peran kolektif dalam membangun kawasan perkotaan yang tangguh, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.

"Kita dipersatukan untuk meningkatkan kesadaran terkait krisis iklim, kenaikan permukaan air laut, gelombang panas ekstrem, dan ancaman terhadap kesehatan warga lokal atau warga kota. Ini bukanlah sekadar isu semata, melainkan kenyataan yang dihadapi saat ini," kata Rano, sebagaimana dalam keterangan resmi, Kamis (24/7/2025). 

Ia menekankan perlunya aksi nyata, mengingat kota-kota menjadi penyumbang signifikan emisi gas rumah kaca, sekaligus memiliki peran strategis dalam mendorong transformasi menuju masa depan rendah karbon.

"Di seluruh kawasan Asia Tenggara, kita melihat berbagai contoh nyata dari kawasan perkotaan yang memimpin dalam aksi iklim. Di antaranya, Jakarta telah memperluas ruang terbuka hijau, menerapkan regulasi bangunan hijau, serta mengembangkan transportasi publik rendah emisi seperti MRT Jakarta, LRT Jakarta, dan bus Transjakarta," jelasnya. 

Selain Jakarta, Rano menyoroti inisiatif kota lain, seperti Kuala Lumpur yang mengesahkan cetak biru masyarakat rendah karbon 2030 untuk mengurangi emisi hingga 70 persen pada 2030. Sementara itu, Quezon City di Filipina aktif membangun kerangka kerja ketahanan iklim untuk mencapai netralitas karbon sekaligus membentuk komunitas hijau.

Rano menegaskan bahwa penanggulangan krisis iklim tidak hanya soal pengurangan emisi, tetapi juga bagian dari strategi pembangunan sosial-ekonomi yang berkeadilan.

"Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa kebijakan iklim juga menciptakan lapangan kerja yang berkelanjutan, memperkuat layanan dasar, dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat, terutama kelompok masyarakat rentan," jelasnya. 

"Semoga pertemuan ini mampu memperkuat kolaborasi kita, dalam mempercepat transisi menuju masa depan kota yang rendah karbon, dan berketahanan iklim," ucap Rano. 

Acara ini turut dihadiri Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekda DKI Jakarta, Suharini Eliawati, serta Kepala Biro Kerja Sama Daerah Setda DKI Jakarta, Marulina Dewi.