
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul. Foto : Istimewa/ Kemensos RI
Jakarta, tvrijakartanews - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul memimpin rapat evaluasi pelaksanaan Sekolah Rakyat, Minggu (27/7/2025). Rapat daring tersebut diikuti oleh 100 Kepala Sekolah Rakyat, Kepala Sentra dan Balai Kementerian Sosial, serta narahubung dari kedua pihak.
Meski berlangsung pada hari libur, pertemuan ini digelar untuk memastikan jalannya Sekolah Rakyat yang telah beroperasi sejak Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dimulai pada 14 Juli lalu.
Dalam evaluasi dua pekan berjalan, Gus Ipul menemukan sejumlah siswa mengalami gangguan kesehatan selama masa penyesuaian.
Menanggapi temuan tersebut, ia meminta para kepala sekolah bekerja sama dengan Dinas Kesehatan setempat untuk memberikan perawatan kepada anak-anak hingga pulih.
"Seperti arahan Presiden Prabowo, masalah kesehatan anak-anak ini akan kita atasi bersama-sama dengan Kementerian Kesehatan atau Dinas Kesehatan setempat dengan layanan yang sesuai dengan fasilitas kesehatan di sana," kata Gus Ipul, sebagaimana diketahui dalam keterangan resmi.
Selain masalah kesehatan, Gus Ipul menyoroti tiga isu utama yang harus diantisipasi sejak dini, yaitu perundungan (bullying), kekerasan fisik dan seksual, serta intoleransi di lingkungan sekolah. Ia menegaskan agar para kepala sekolah memberi perhatian khusus pada isu-isu tersebut.
Untuk pencegahan dan penanganan, Kementerian Sosial (Kemensos) akan bekerja sama dengan tim kurikulum dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) guna menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP).
"Saya titipkan sejak awal kepada para kepala sekolah. Ini sedang dimatangkan kurikulumnya, SOP-nya, kode-kodenya supaya para kepala sekolah memiliki standar yang sama dalam memitigasi tiga hal yang tidak boleh terjadi di sekolah rakyat tersebut," pesan Gus Ipul.
Gus Ipul juga menekankan pentingnya sinergi antara Kemensos dan pengelola Sekolah Rakyat. Menurutnya, keberhasilan program bergantung pada kerja sama dan komunikasi yang solid di antara semua pihak.
"Kita ini satu tim yang punya tugas dan tanggung jawab masing-masing. Mari kita selesaikan tugas kita masing-masing. Mari bekerja sebagai tim," katanya.
Hingga Juli 2025, sebanyak 100 Sekolah Rakyat telah berdiri di berbagai daerah. Sebanyak 63 sekolah sudah memulai kegiatan belajar, sementara 37 sisanya akan beroperasi setelah renovasi bangunan selesai pada akhir Juli atau awal Agustus.
Gus Ipul menambahkan, perbedaan latar belakang dan kondisi anak di setiap sekolah bisa menimbulkan tantangan yang beragam. Karena itu, ia memberikan keleluasaan kepada kepala sekolah untuk berinovasi sesuai kebutuhan, asalkan tetap berpegang pada norma dan panduan resmi.
"Silakan berinovasi, silakan melakukan hal-hal yang mungkin dibutuhkan sesuai situasi dan kondisi bapak ibu sekalian, tetapi tetap dalam batas dan norma yang ada," jelasnya.
Sebelum menutup rapat, Gus Ipul kembali mengingatkan seluruh kepala sekolah agar menjalankan tugas secara terstandar dengan berpedoman pada buku panduan yang telah dibagikan sebelumnya.

