
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar. (Tangkap layar YouTube OJK)
Jakarta, tvrijakartanews - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan proyeksi pertumbuhan ekonomi membaik seiring dengan penerapan tarif resiprokal AS yang lebih rendah, perbaikan likuiditas, dan kebijakan fiskal yang akomodatif.
"Pasar keuangan global menguat dengan investor melakukan risk on dan aliran modal yang meningkat di emerging market termasuk Indonesia," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam konferensi pers melalui daring di Jakarta, Senin (4/8/2025).
Mahendra mengatakan bahwa indikator ekonomi global tercatat di atas ekspektasi tercermin dari manufaktur dan perdagangan global meningkat dan pertumbuhan di semester pertama lebih baik.
Sebagai informasi, Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) merevisi ke atas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,8 persen, dari sebelumnya 4,7 persen pada tahun ini. Adapun, pertumbuhan Indonesia ini akan tetap sama, yakni 4,8 persen pada tahun 2026.
Hal ini terungkap dalam laporan World Economic Outlook (WEO) edisi Juli 2025. Bersamaan dengan revisi ini, IMF juga menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk negara-negara berkembang dan ekonomi pasar berkembang tahun ini.
Sementara itu, IMF memperkirakan ekonomi dunia akan tumbuh 3,0 persen pada 2025 dan 3,1 persen pada 2026. Menurut catatan IMF, proyeksi ekonomi dunia untuk 2025 ini 0,2 poin persentase lebih tinggi dibandingkan proyeksi dalam World Economic Outlook (WEO) edisi April 2025, dan 0,1 poin persentase lebih tinggi untuk tahun 2026.

