
Staf Khusus Menteri Investasi dan Hilirisasi, Sona Maesana, menegaskan posisi strategis Batam sebagai pintu gerbang investasi menuju Asia Tenggara. Foto Istimewa
Jakarta, tvrijakartanews – Staf Khusus Menteri Investasi dan Hilirisasi, Sona Maesana, menegaskan posisi strategis Batam sebagai pintu gerbang investasi menuju Asia Tenggara. Hal ini disampaikannya dalam sesi bertajuk “Batam: Gateway to Southeast Asia, Unlocking Investment Opportunity” pada gelaran International Business Forum HIPMI Batam yang berlangsung di Hotel Harris Suite, Kota Batam.
Sona menyampaikan bahwa Indonesia saat ini telah menjadi salah satu tujuan utama penanaman modal asing (Foreign Direct Investment/FDI) di dunia, menempati posisi ke-14 secara global dan ke-2 di Asia Tenggara. Realisasi investasi nasional tahun 2024 mencapai Rp1.714,2 triliun atau sekitar US\$114,3 miliar, tumbuh 20,8% year-on-year, menandakan iklim investasi Indonesia semakin kompetitif.
“Kita menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8% pada 2029. Untuk mencapainya, strategi hilirisasi menjadi kunci,” ujar Sona Maesana dalam keterangannya, Selasa (05/08/2025).
Ia menjelaskan bahwa Kementerian Investasi dan Hilirisasi telah menyusun roadmap hilirisasi investasi untuk 28 komoditas strategis, dengan potensi investasi mencapai Rp9.270 triliun sepanjang periode 2023–2040.
Sona yang juga menjabat sebagai Wakil Bendahara Umum BPP HIPMI menyoroti peran signifikan Batam dalam kontribusi investasi nasional. Sejak 2020 hingga Semester I 2025, Batam menyumbang 1,67% dari total investasi nasional dengan rata-rata pertumbuhan investasi hampir 9% per tahun. Menariknya, Singapura menjadi investor asing terbesar di Batam, dengan kontribusi mencapai 58,42% pada periode tersebut.
“Batam memiliki positioning kuat sebagai pusat manufaktur dan pusat data digital. Dari 25 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Indonesia, 4 di antaranya berada di Batam,” terang Sona.
Ia menambahkan, peran Batam sebagai pusat industri masa depan semakin kuat dengan dukungan kawasan industri, infrastruktur logistik, dan dorongan pada sektor digitalisasi dan energi baru terbarukan.
Dalam acara yang sama, Wakil Gubernur Kepulauan Riau, Nyanyang Haris Pratamura, membuka forum secara resmi dan menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi Kepri dalam menciptakan iklim investasi yang ramah dan kompetitif.
“Letak geografis Batam sangat strategis, menjadikannya pintu gerbang ideal menuju pasar Asia Tenggara yang dinamis. Kami terus berupaya memperbaiki regulasi, meningkatkan infrastruktur, dan memberikan pelayanan publik yang prima,” ujar Nyanyang.
Menurut Sona, hilirisasi dan penguatan ekosistem digital menjadi dua pilar utama dalam strategi investasi nasional ke depan. Pemerintah mendorong sinergi antara kawasan industri, pelaku usaha, dan investor—baik domestik maupun global—dengan fokus pada sektor hilirisasi, energi terbarukan, teknologi digital, dan infrastruktur pendukung.
“Kami mengundang para investor untuk melihat Batam sebagai pusat peluang baru, tak hanya dari sisi geografis, tetapi juga kesiapan ekosistem yang matang dan berbagai insentif yang telah disiapkan,” tutup Sona.