Pemerintah Pastikan Anak Miskin Dapat Pendidikan, Kesehatan, dan Gizi Lewat Program Sekolah Rakyat
NewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul saat meninjau Sekolah Rakyat Menengah Atas 37 Gresik, Jawa Timur, pada Selasa (5/8). Foto : Istimewa/ Kemensos RI

Jakarta, tvrijakartanews - Pemerintah terus memperluas jangkauan layanan dasar bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu, tak hanya melalui akses pendidikan dan kesehatan, tetapi juga lewat pemenuhan kebutuhan gizi secara terpadu. 

Hal ini ditegaskan dalam pelaksanaan Program Sekolah Rakyat yang kini melibatkan Badan Gizi Nasional (BGN) secara langsung.

"Cek Kesehatan Gratis, Setelah itu nanti juga ada proses pemenuhan gizi yang akan ditangani oleh Badan Gizi Nasional (BGN), masuk bagian dari program makan bergizi gratis," kata Menteri Sosial, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), sebagaimana keterangan yang diketahui wartawan di Jakarta, Rabu (6/8/2025). 

Hal ini disampaikannya saat meninjau Sekolah Rakyat Menengah Atas 37 Gresik, Jawa Timur, pada Selasa (5/8).

Program Sekolah Rakyat merupakan program prioritas nasional yang terintegrasi dengan dua kebijakan unggulan Presiden Prabowo Subianto, yakni Cek Kesehatan Gratis dan Makan Bergizi Gratis. 

Pemeriksaan kesehatan siswa dikelola oleh Kementerian Kesehatan, sementara kebutuhan gizi ditangani oleh BGN.

Menurut Gus Ipul, Sekolah Rakyat bukan hanya fokus pada aspek pendidikan formal. Pemerintah mengusung pendekatan holistik yang mencakup empat pilar utama: pendidikan, kesehatan, gizi, dan pemberdayaan keluarga.

Program ini juga menyasar orang tua. Mereka diberi pelatihan keterampilan, bantuan modal usaha, bahkan renovasi rumah tak layak huni. Jadi, anak sekolah, orang tuanya ikut diberdayakan. 

"Ada semacam pemberdayaan untuk orang tuanya. Jadi anaknya sekolah, orang tuanya diberdayakan, tentu masuk bagian dari program-program pemberdayaan pemerintah, seperti bantuan modal usaha, kemudian kursus-kursus keterampilan supaya mereka bisa bekerja atau membuka usaha sendiri," jelasnya. 

Setiap siswa yang tergabung dalam program ini mendapatkan delapan setel seragam lengkap dan mengikuti kurikulum setara sekolah formal. Mereka juga menerima pendidikan karakter dan pelatihan keterampilan hidup agar siap menghadapi tantangan masa depan.

"Jadi sama ini nanti ada sekolah formal dan ada pendidikan karakter. Karena proses pendidikannya disini 24 jam," kata Gus Ipul. 

Program Sekolah Rakyat menargetkan anak-anak dari keluarga dalam desil 1 dan 2 berdasarkan Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) kelompok dengan tingkat kesejahteraan terendah.

Melalui sinergi lintas sektor, pemerintah menargetkan lahirnya Generasi Emas 2045 yang sehat, cerdas, dan mandiri, sekaligus memastikan anak-anak dari keluarga pra-sejahtera mendapatkan kesempatan yang setara untuk masa depan yang lebih baik.