Gubernur Pramono Luncurkan Buku Biografi, Bagikan Nilai-nilai Kehidupan untuk Anak Muda
NewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo meluncurkan buku biografi berjudul "Panggung Depan Panggung Belakang: Seuntai Kata dan Rupa Pramono Anung Wibowo (Bang Nung)". Foto : Istimewa/ Pemprov DKI Jakarta

Jakarta, tvrijakartanews - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, resmi meluncurkan buku biografi berjudul "Panggung Depan Panggung Belakang: Seuntai Kata dan Rupa Pramono Anung Wibowo (Bang Nung)". 

Dalam pernyataannya, Pramono menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah terlibat dalam proses penulisan dan penerbitan buku tersebut. Ia secara khusus memuji peran istrinya yang disebut sebagai motor penggerak utama di balik terwujudnya buku ini.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada istri saya yang sejak awal begitu sabar dan konsisten mendorong proses penulisan buku ini," kata Pramono, sebagaimana diketahui dalam keterangan resminya, Kamis (7/8/2025).

"Beliaulah yang merancang, mendukung, bahkan mengatur waktu pertemuan dengan penulis," sambungnya. 

Acara peluncuran buku tersebut digelar di Balai Agung, Balai Kota Jakarta, Rabu (6/8).

Ia juga memberikan apresiasi kepada dua penulis buku, Wisnu Nugroho dan Chandra Gautama, yang dinilai berhasil menyusun narasi kehidupan secara jernih dan menyentuh. Tak lupa, ia menyebut kontribusi tim desain, Yasser dan Aji, yang memberikan sentuhan visual segar dan ramah pembaca, terutama generasi muda.

Dua Panggung dalam Satu Buku

Pramono menjelaskan bahwa buku tersebut dibagi dalam dua bagian utama: Panggung Depan dan Panggung Belakang. Bagian Panggung Depan berisi dokumentasi publik seperti kutipan media, artikel, dan jejak langkahnya di panggung politik. 

Sementara Panggung Belakang menyajikan sisi personal: cerita, kesan, serta pandangan dari para narasumber yang mengenalnya secara dekat.

Melalui buku ini, Pramono ingin berbagi lima nilai utama yang menurutnya menjadi fondasi dalam membentuk jati diri dan perjalanan kariernya: pengaruh orang tua, guru, keluarga, masa muda dan aktivisme, pengalaman pemerintahan, serta perannya sebagai kepala keluarga dan pemimpin.

Ia juga mengisahkan bahwa amanat sebagai Gubernur Jakarta datang sebagai kejutan dalam hidupnya, namun dijalani dengan penuh tanggung jawab dan keterbukaan terhadap semua pihak.

"Saya tidak pernah membedakan orang yang mendukung saya atau tidak. Sama sekali tidak. Karena saya ingin bekerja dalam orkestrasi yang bisa memberikan kenyamanan, kegembiraan bagi kita semua," ucap Pramono. 

Dengan suara yang bergetar, Pramono mengenang pesan ayahandanya yang menjadi pegangan hidup hingga kini.

"Saudara-saudara sekalian, yang terakhir yang ingin saya sampaikan adalah, saya mengutip kata-kata dari bapak saya. Bapak saya guru, akhirnya menjadi kepala sekolah. Saya enggak pernah lupa (pesan bapak) dalam hidup saya 'kamu jangan korupsi, kalau masih kurang, kerja.' Itu betul-betul saya lakukan," kenangnya, sambil menitikkan air mata. 

Bukan Sekadar Biografi

Acara peluncuran buku dihadiri oleh keluarga, sahabat, kolega, tokoh masyarakat, serta tamu undangan dari berbagai kalangan. Bagi Pramono, buku ini bukan semata-mata catatan perjalanan seorang pejabat, melainkan refleksi nilai-nilai hidup yang ingin diwariskan kepada generasi mendatang.

"Buku ini bukan hanya dokumentasi perjalanan hidup seorang pejabat publik, tetapi juga cerminan nilai-nilai yang membentuknya, serta warisan pemikiran yang ingin dibagikan kepada generasi mendatang," jelas Pramono.