Anies Singgung Kegagalan Food Estate Milik Kemenhan di Debat Pilpres Ketiga
Cerdas MemilihNewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Capres-cawapres nomor urut 01, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Foto M Julnis Firmansyah

Jakarta, tvrijakartanews - Calon presiden nomor urut 01, Anies Baswedan menyinggung mengenai gagalnya program Food Estate milik Kementrian Pertahanan dalam debat pilpres ketiga, Jumat malam, 7 Januari 2024. Menurut Anies, program tersebut hanya menguntungkan sebagian orang saja.

"Food Estate singkong yang menguntungkan kroni, merusak lingkungan dan tidak menghasilkan, ini harus diubah. Kami akan memulai dengan kepemimpinan yang menjunjung tinggi etika, kepemimpinan yang mengandalkan data informasi kapasitas yang serius," ujar Anies dalam debat pilpres di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Minggu, 7 Januari 2024

Selain itu, Anies juga turut menyinggung mengenai aset tanah milik Prabowo yang luasnya mencapai 340 ribu hektare. Padahal, menurut Anies ada banyak tentara yang tidak memiliki rumah. Menurut dia, semua hal ini perlu diubah dan pemimpin ke depannya harus mengandalkan data informasi serta kapasitas yang serius.

"Kita ingin republik ini berperan di level global, dijaga secara serius untuk rumah tangga, untuk nasional sehingga kewibawaan kita adalah kewibawaan berdasarkan kekuatan. Untuk itu kita butuh perubahan," ujar Anies.

Sebelumnya, kritik terhadap program Food Estate juga datang dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP yang menyebut ada banyak kepentingan golongan dalam debat tersebut. Namun, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut pihaknya bakal tetap melanjutkan program Food Estate, walaupun program itu belum berhasil.

Jokowi menyebut pembangunan Food Estate penting dilakukan dalam rangka mengantisipasi krisis pangan.

"Hati-hati semua kawasan, semua negara, sekarang ini menghadapi yang namanya krisis pangan. Wheat, gandum, problem di semua negara. Yang makan gandum semuanya masalah sekarang ini, problem. Harga juga naik drastis, gula, beras," kata Jokowi di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Jumat, 18 Agustus 2023.

Jokowi menyebut kenaikan harga pangan dunia terjadi lantaran beberapa negara produsen menghentikan ekspor bahan pokok karena ingin mengamankan stok dalam negerinya. Sehingga, kata Jokowi, program Food Estate sebagai lumbung pangan harus terus berjalan.

"Food estate itu harus untuk cadangan, baik cadangan strategis, maupun nanti kalau melimpah betul, ga apa-apa untuk ekspor. Karena negara lain membutuhkan," kata Jokowi.