
Ketua PW Nasyiatul Aisyiyah Banten, Unaimah Sanaya
Serang, tvrijakartanews - Dalam menyongsong Indonesia Emas 2045, Nasyiatul Aisyiyah sebagai golongan perempuan Muhammadiyah memiliki kepedulian terhadap permasalahan perempuan.
Mereka menilai Indonesia tidak akan pernah menggapai bonus demografi, apabila kasus stunting serta kekerasan perempuan dan anak masih tinggi.
Untuk itu, Nasyiatul Aisyiyah menggagas program Posyandu Remaja Milik Nasyiatul Aisyiyah (Pasmina) sebagai wadah edukasi pemenuhan gizi pada ibu hamil dan sarana sosialisasi pemahaman biologis bagi perempuan.
"Pasmina seperti posyandu remaja menjadi program unggulan kami di Banten. Ini sebagai upaya untuk menekan stunting dan kekerasan pada perempuan dan anak," kata Ketua PW Nasyiatul Aisyiyah Banten, Unaimah Sanaya, Kamis (4/9/2025).
Untuk menekan kasus stunting, Sanaya mengatakan telah melakukan edukasi pemahaman gizi terhadap ibu hamil, agar anaknya tidak gagal tumbuh kembang.
Sementara untuk pencegahan kekerasan perempuan dan anak, pihaknya rutin melakukan syafari dakwah di pesantren-pesantren, terutama mengingatkan modus tindak kekerasan yang sering terjadi dilakukan pelaku.
"Kami menggandeng pesantren, memberikan sosialisasi. Mereka harus tahu apa saja yang menjadi sasaran pelaku kekerasan, kadang tidak sadar diiming-imingi. Kami fokus pada mental, kami ingin menyadarkan tubuh mereka harus dijaga dari pelecehan, baik fisik maupun non verbal," jelasnya.
Tidak hanya itu, Nasyiatul Aisyiyah juga membuka crisis centre untuk melakukan pendampingan terhadap korban kekerasan, demi memulihkan psikologi dan pendampingan hukum.
"Kami juga menggelar sekolah parenting untul mengedukasi anak yang kurang gizi atau stunting," tutupnya.

