Budi Daya Magot di Kota Tangerang Berhasil Kelola Sampah Organik Hingga 20 Ton Setiap Hari
NewsPers
Redaktur: Heru Sulistyono

Foto : Dokumentasi Istimewa/ Budidaya maggot untuk mengolah sampah organik di ITF Kecamatan Jatiuwung

Tangerang, tvrijakartanews - Budi daya maggot di Kota Tangerang sedang menjadi salah satu upaya dalam mengolah sampah organik. Produktivitas juga ditingkatkan dengan mengembangkan Intermediate Treatment Facility (ITF), yang terletak di Kecamatan Jatiuwung. Jumlah sampah organik juga diklaim berkurang drastis sejak budi daya maggot dioptimalkan. Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup, sampah organik yang berhasil diolah lewat budi daya maggot hingga mencapai 15-20 ton setiap harinya.

“Sejauh ini, kami masih konsisten mengembangkan pengolahan sampah organik melalui budi daya maggot yang telah berjalan dari tahun ke tahun. Biasanya, kami mengumpulkan sampah organik dari sejumlah pasar dan rumah sakit untuk diuraikan lewat proses pencacahan,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang Wawan Fauzi, Kamis (11/9/2025).

Tidak hanya itu, Pemkot Tangerang memastikan hasil pengolahan sampah organik dari budi daya maggot dikembangkan menjadi produk turunan dalam bentuk kompos yang bernilai tinggi. Sejauh ini, Pemkot Tangerang berhasil memproduksi produk turunan dengan rata-rata mencapai 15 karung kompos setiap harinya.

“Kami kemudian mengolah hasil pengolahan sampah organik ini menjadi pupuk atau kompos alami yang bisa dimanfaatkan untuk media tanam sampai pakan ternak. Adapun distribusinya, kami biasanya memanfaatkan produk turunan ini untuk menyuplai kebutuhan masyarakat,” tambahnya.

Adapun Maggot BSF (Black Soldier Fly) adalah larva dari jenis lalat besar berwarna hitam yang terlihat seperti tawon. Dimana dalam proses siklus pertumbuhan, membutuhkan sampah sebagai bahan makanan. Khususnya dari limbah dapur, seperti sisa sayuran, buah, makanan atau dari jenis sampah organik. Larva maggot usia 12-18 hari, dapat mengkonsumsi limbah organik dengan sangat banyak. Satu kilogram larva maggot, per jam dapat memakan 15 sampai 20 kilogram sampah organik. Dan saat usia 7 sampai 15 hari, larva maggot sudah bisa dijadikan sebagai pakan ikan.

"Maggotnya sendiri itu nantinya bisa dimanfaatkan untuk pakan unggas, ikan dan lain sebagainya," imbuhnya.

Pemkot Tangerang akan terus mengembangkan budi daya maggot di ITF Jatiuwung untuk mengurangi beban Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing dalam jangka waktu panjang secara signifikan.

“Kami juga membuka kesempatan pelatihan dan pendampingan budi daya maggot bagi organisasi, komunitas, maupun masyarakat umum di Kota Tangerang,” pungkasnya.