PDIP Minta Prabowo Meralat Ucapan soal Alutsista Era Bung Karno Bekas
Cerdas MemilihNewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Wakil Ketua MPR RI dari PDIP, Ahmad Basarah. Foto: M Julnis Firmansyah

Jakarta, tvrijakartanews - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP, Hasto Kristiyanto meminta agar capres nomor urut 02, Prabowo Subianto meralat pernyataannya mengenai alat utama sistem senjata (alutsista) era Presiden Soekarno banyak yang bekas. Hal itu Prabowo ungkapkan dalam debat pilpres ketiga yang digelar KPU pada Minggu malam, 7 Januari 2024.

Menurut Hasto, alutsista era Bung Karno banyak menggunakan yang baru dan membantu negara lain merdeka atau melawan penjajahan.

"Jadi, tidak ada yang bekas sehingga kami harapkan Pak Prabowo melakukan koreksi atas pernyataannya tadi malam," kata Hasto saat dikonfirmasi, Selasa, 9 Januari 2024.

Ia membeberkan pada masa Bung Karno, Indonesia memiliki alutsista yang luar biasa dan mampu menjalankan misi-misi pembangunan. Sehingga, pihaknya tidak terima dengan pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.

"Apa yang disampaikan Pak Prabowo bahwa peralatan-peralatan, alat-alat kita itu adalah bekas, itu tidak benar. Kita tahu bahwa saat itu kita belum lama merdeka. Lalu pada 1955, kita sudah mengadakan Konferensi Asia Afrika dan Gerakan Non Blok," kata Hasto.

Politikus asal Yogyakarta itu mengatakan pada masa Bung Karno pembangunan kekuatan pertahanan berdasarkan kesadaran geopolitik. Apalagi, saat itu Indonesia tengah melakukan perebutan Irian Barat dan Papua dari Belanda

Selain digunakan untuk kepentingan dalam negeri, Hasto menyebut Indonesia bahkan mengirimkan kapal selam kelas Whiskey untuk membantu Pakistan berhadapan dengan kolonialisme Inggris.

"Kita kirim kapal selam kelas Whiskey, mengapa? Karena Bapak Bangsa Pakistan Muhammad Ali Jinnah itu membantu Indonesia dengan resolusi jihad pada 10 november 1945, begitu banyak pasukan-pasukan dari Gurgha yang kemudian mendukung Indonesia lewat seruan Bapak Bangsa Pakistan tersebut sehingga kita memberikan sumbangsih, maka Bung Karno mendapat gelar pendekar dan pembebas bangsa Islam," kata Hasto.

Hasto juga menjelaskan alutsista baru yang digunakan Bung Karno berasal dari luar negeri, misalnya seperti dari Yugoslavia. Alutsista tersebut bahkan dikirimkan Bung Karno untuk membantu Aljazair mendapatkan kemerdekaannya sebagai negara.

Selain itu Indonesia pada masa itu juga memiliki pesawat C-130 Hercules yang didapatkan karena kedekatan Soekarno dengan Presiden Amerika Serikat saat itu, John F. Kennedy. Bahkan, Soekarno pernah mengumbar janji akan membangun reaktor nuklir hasil kerja sama dengan pemerintahan AS.

"Karena itu, pernyataan Prabowo tentang sistem persenjataan Bung Karno tidak pas dan kami luruskan," kata dia.

Sebelumnya, Prabowo Subianto mengungkapkan soal alutsista bekas di era Soekarno itu saat mendapatkan gempuran pertanyaan dari calon presiden Anies Baswedan. Anies awalnya menyinggung anggaran sebesar Rp 700 triliun yang dimiliki Kementerian Pertahanan dalam empat tahun terakhir namun hanya mampu membeli alutsista bekas.

Menanggapi pernyataan Anies itu, Prabowo Subianto pun menyatakan bahwa penggunaan alutsista bekas itu sebagai hal yang wajar asalkan masa pakainya masih mencukupi. Dia pun mengingatkan bahwa Indonesia pernah menggunakan alutsista bekas pada era Soekarno.

"Saya ingatkan, Bung Karno waktu menghadapi Irian Barat seluruh alatnya bekas. Seluruh pesawat terbang, kapal selam, kapal perang cruiser, destroyer, semuanya bekas,” ujar Prabowo.