BGN Bentuk Tim Investigasi Pekan Ini, Bakal Diisi Ahli Kimia, Farmasi hingga Kesehatan
NewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Bidang Komunikasi Publik, Nanik S. Deyang. (Foto: istimewa).

Jakarta, tvrijakartanews – Badan Gizi Nasional (BGN) bakal membentuk tim investigasi yang bertugas mengecek masalah dugaan keracunan makan bergizi gratis (MBG) pada pekan ini.

Wakil Kepala BGN Bidang Komunikasi Publik, Nanik S. Deyang mengatakan, tim investigasi juga langsung segera turun ke lapangan demi mempercepat proses penemuan penyebab insiden dugaan keracunan MBG.

Dengan begitu, BGN bisa mengambil tindakan cepat baik perbaikan terhadap SPPG maupun pengobatan bagi korban insiden keamanan pangan, jika diperlukan pengobatan secara lanjut.

"Hal ini menunjukkan keseriusan BGN, bukan hanya sekadar melakukan evaluasi, tetapi juga mengambil langkah nyata agar masyarakat mendapat jawaban yang jelas," kata Nanik dalam keterangan tertulis, Selasa (23/9/2025).

Nanik mengaku dirinya yang akan memimpin pembentukan tim investigasi ini. Nantinya, tim investugasi ini akan menjadi second opinion ketika terjadi insiden keamanan pangan sambil menunggu hasil dari BPOM.

Dengan demikian, BGN dapat lebih cepat mengidentifikasi penyebab terjadinya insiden keamanan pangan.

“Jadi kami membentuk Tim Investigasi ini sebagai second opinion. Sebelum hasil dari BPOM keluar, kami sudah bisa mengidentifikasi kira-kira apa penyebab anak-anak ini sakit,” ucap Nanik.

Lebih lanjut, Nanik juga menjelaskan, tim investigasi ini terdiri dari ahli kimia, ahli farmasi, dan tenaga yang memiliki keahlian di bidang kesehatan, yang akan bekerja mulai dari meneliti proses memasak hingga memastikan kualitas bahan baku.

Selain itu, Nanik juga menginstruksikan kepada SPPG untuk menyimpan sampel makanan dalam freezer selama dua hari. Hal ini dilakukan sebagai langkah antisipasi jika terjadi keracunan, sehingga sampel dapat diuji di laboratorium.

“Selain dibagikan kepada anak-anak, setiap hari ada sampel yang disimpan selama dua hari di freezer. Jika terjadi insiden, sampel tersebut akan kami cek di laboratorium,” ujar Nanik.