Presiden Prabowo Nyatakan RI Siap Turunkan 20 Ribu Pasukan ke Gaza hingga Ukraina
NewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Presiden RI Prabowo Subianto mengaku siap memberikan kurang lebih 20.000 pasukan dalam rangka bantuan kemanusiaan bagi negara yang membutuhkan penjagaan dalam mencapai kemerdekaan. Foto Sekretariat Presiden

Jakarta, tvrijakartanews - Presiden RI Prabowo Subianto mengaku siap memberikan kurang lebih 20.000 pasukan dalam rangka bantuan kemanusiaan bagi negara yang membutuhkan penjagaan dalam mencapai kemerdekaan. Negara tersebut termasuk Palestina, Ukraina, Sudan, hingga Libya, dan lainnya yang tengah berkonflik.

Hal ini disampaikan Prabowo ketika berpidato di Sidang Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berlangsung di New York, Amerika Serikat.

Awalnya, Prabowo menegaskan komitmen Indonesia yang selama ini telah menjadi salah satu kontributor besar bagi Pasukan Penjaga Perdamaian PBB.

“Kami adalah salah satu kontributor terbesar pasukan perdamaian PBB. Dan kami siap melayani bukan hanya dengan kata-kata, tapi dengan tindakan nyata,” kata Prabowo dikutip Rabu (24/9/2025).

Lebih lanjut, Prabowo menyatakan kesiapan mengirimkan tambahan 20 ribu pasukan ke berbagai wilayah konflik dunia, termasuk Gaza, Ukraina, dan Sudan.

“Jika Dewan Keamanan dan Majelis Umum ini memutuskan, Indonesia siap mengirimkan 20 ribu atau lebih putra-putri kami untuk menjaga perdamaian di Gaza, Ukraina, Sudan, Libya, di mana pun perdamaian membutuhkan penjaga,” ujarnya.

Selain itu, Prabowo juga memastikan bantuan Indonesia tidak terbatas pada pengiriman personel militer. Ia pun memastikan Indonesia turut berperan aktif secara finansial untuk memperkuat upaya perdamaian global.

“Dan kami tidak hanya akan menyumbangkan personel. Kami juga siap memberikan dukungan untuk membantu misi besar ini,” ucapnya.

Di sisi lain, Prabowo turut menyoroti pentingnya keberadaan PBB sebagai wadah menjaga perdamaian internasional.

Ia memberi contoh bagaimana lembaga-lembaga di bawah PBB, seperti Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), berperan dalam menciptakan regulasi penerbangan yang memungkinkan para pemimpin dunia berkumpul di New York untuk menghadiri sidang tersebut.

“Tanpa PBB, kita tidak dapat aman. Indonesia butuh PBB dan Indonesia akan terus mendukung PBB. Walau kami juga masih berjuang, tapi kami butuh PBB yang kuat,” pungkasnya.