66 Kasus Campak Ditemukan Sepanjang Tahun 2025, Dinkes Kota Tangerang Perkuat Strategi Pencegahan
NewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Foto : Dokumentasi Istimewa/ Imunisasi campak merupakan salah satu upaya pencegahan yang dilakukan oleh Pemkot Tangerang.

Tangerang, tvrijakartanews - Dinas Kesehatan Kota Tangerang mencatat 66 kasus campak ditemukan sepanjang Januari hingga akhir Agustus 2025. Angka ini dianggap sudah cukup tinggi dan terjadi di berbagai kecamatan, jumlah ini juga bisa saja meningkat jika tidak ada upaya pencegahan.

Asisten Daerah Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Deni Koswara mengatakan, saat ini seluruh elemen terkait telah bergerak mencegah kasus campak yang terjadi di seluruh wilayah Kota Tangerang. Dinas Kesehatan juga sebelumnya sudah mengupayakan sejumlah upaya pencegahan termasuk sosialisasi pentingnya imunisasi terhadap anak dan balita. Terlebih campak merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).

“Pemerintah Kota Tangerang berkomitmen penuh untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan bebas dari penyakit campak. Sinergi antarinstansi serta dukungan aktif masyarakat menjadi kunci utama keberhasilan program ini,” ungkap Deni, Sabtu (27/9/2025).

Deni melanjutkan bahwa jumlah kasus campak bisa saja terus meningkat dengan adanya penyelidikan epidemiologi kasus campak yang dilakukan 39 puskesmas di Kota Tangerang secara door to door. Hal ini membuktikan dengan adanya sistem pelacakan yang dilakukan unit kesehatan masyarakat, kasus ini bisa segera diketahui dan dicegah penularannya.

“Penyakit seperti campak itu kalau dicari secara serius, pasti ketemu. Ini artinya sistem deteksi kita berjalan dengan baik. Hal inilah yang memang tengah masif kita lakukan melalui seluruh elemen, untuk mendeteksi, mencegah dan menangani sedini mungkin,” kata Deni.

Upaya pencegahan tak hanya dilakukan oleh Dinas Kesehatan, tapi juga oleh perangkat daerah lainnya. Misalnya oleh Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama upaya pencegahan dilakukan dengan cara edukasi dan imunisasi di sekolah. Pemantauan kesehatan siswa dilakukan secara berkala, dan setiap temuan terkait PD3I langsung dilaporkan ke puskesmas atau Dinkes.

"Sementara, Dinkes juga melakukan pemantauan cakupan imunisasi melalui berbagai metode seperti PWS, Supervisi Suportif, dan Survei Cepat Komunitas. Hasil analisa langsung ditindaklanjuti guna memastikan cakupan imunisasi optimal," lanjut Deni.

Tim Gerak Cepat (TGC) juga telah disiagakan untuk melakukan investigasi kasus maupun Kejadian Luar Biasa (KLB). Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya imunisasi dan cara pencegahan PD3I juga terus digalakkan.