Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menghadiri kegiatan pertemuan dengan kader Partai Demokrat (PD) serta masyarakat Bogor di Gedung Jambur Simalem, Cibinong, Kabupaten Bogor, pada Selasa 9 Januari 2024. Foto: Dimas Yuga Pratama
Bogor, tvrijakartanews - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menghadiri kegiatan pertemuan dengan kader Partai Demokrat (PD) serta masyarakat Bogor di Gedung Jambur Simalem, Cibinong, Kabupaten Bogor, pada Selasa 9 Januari 2024.
Pada kesempatan itu, SBY secara khusus meminta agar masyarakat dapat memilih pemimpin yang amanah dan tak banyak janji.
Sebab menurutnya, saat ini negara Indonesia akan melaksanakan pesta demokrasi atau Pemilihan Umum (Pemilu) yang akan dilaksanakan pada 14 Februari 2024 mendatang.
Oleh karena itu, Ia meminta agar pelaksanaan pemilihan umum, yaitu pemilihan Presiden atau Wakil Presiden, DPR RI, DPRD Prov, DPRD Kabupaten dan Kota, serta anggota DPD agar dapat berlangsung damai, jujur, dan adil.
"Pilihlah pemimpin dan wakil rakyat yang amanah, mencintai sodara-sodara nya rakyat Indonesia, dan berbuat yang terbaik agar harapan harapan kita semua untuk indonesia yang lebih baik lima tahun kedepan itu dapat diwujudkan," ujar SBY.
SBY menjelaslan, saat ini rangkaian kampanye pemilu baik pemilu presiden maupun legislatif sudah sesuai dengan undang-undang.
Selain itu, pihaknya juga bersama dengan para pemimpin partai Demokrat Jawa Barat serta Kabupaten Bogor akan terus menjalankan amanah undang-undang Pemilu.
Ia juga turut mengingatkan kepada masyarakat, agar senantiasa memilih pemimpin yang tidak banyak janji, terutama melihat sepak terjang kepemimpinan SBY selama menjabat Presiden yang hemat dalam berjanji, namun banyak yang terealisasi.
"Terus terang saya tidak suka terlalu banyak berjanji, waktu saya mengikuti pemilihan presiden 2004 sebagai capres dan juga kembali tahun 2009 sebagai capres saya hemat dalam berjanji," jelas SBY.
"Karna kalo pemimpin terlalu banyak berjanji apalagi janji nya muluk biasa nya tidak bisa diwujudkan," ungkap Susilo Bambang Yudhoyono.