Sekolah Rakyat Jadi Instrumen Pengentasan Kemiskinan, Mensos: Cetak Agen Perubahan Bangsa
NewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul dalam talkshow Jejak Pradana di Gedung Trans Media, Jakarta, pada Selasa (30/9). Foto : Istimewa/ Kemensos

Jakarta, tvrijakartanews - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menegaskan bahwa Sekolah Rakyat bukan sekadar program pendidikan, melainkan bagian penting dari strategi pengentasan kemiskinan sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 8 Tahun 2025.

Program ini dirancang untuk mencetak siswa dari keluarga miskin menjadi agen perubahan yang mampu memutus rantai kemiskinan di lingkungannya.

"Kita harapkan nanti anaknya kalau lulus itu bisa jadi agen perubahan, tidak saja membantu orang tuanya, tapi juga bisa memberikan inspirasi ke lingkungannya untuk berubah," kata Gus Ipul, dalam keterangan resminya yang dikutip, Rabu (1/10/2025).

Pendidikan Gratis Berasrama

Sekolah Rakyat diperuntukkan bagi anak-anak dari keluarga miskin yang masuk dalam Desil 1 dan 2 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Konsepnya berupa boarding school, yakni seluruh kebutuhan siswa ditanggung negara.

Selain anak, orang tua juga dilibatkan melalui program pemberdayaan agar keluarga menjadi mandiri. Bahkan, jika rumah tidak layak huni, akan diintervensi melalui program unggulan Presiden untuk renovasi.

"Anaknya sekolah di situ, orang tuanya diberdayakan, supaya orang tuanya nanti bisa jadi keluarga yang mandiri, kalau rumahnya tidak layak huni, nanti akan diintervensi dengan program Presiden yang merupakan program unggulan untuk renovasi rumah tidak layak huni," jelas Gus Ipul. 

"Dicukupi semua kebutuhan makanan, seragam sekolah, kemudian sarana-perasana belajarnya, semuanya itu ditanggung oleh negara," tambahnya. 

Perluasan Sekolah Rakyat

Sejak diluncurkan Juli 2025, Sekolah Rakyat telah beroperasi di 165 titik di seluruh Indonesia: 63 titik pada Juli, 37 titik pada Agustus, dan 65 titik pada September.

"Beroperasi dengan kapasitas siswa sekitar mencapai hampir 16.000 siswa, seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke," kata Gus Ipul. 

Guru dengan Kapasitas dan Empati

Menurut Gus Ipul, dinamika adaptasi siswa di asrama dapat teratasi berkat peran kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan (tendik) yang diseleksi dengan ketat.

"Alhamdulillah ya jadi proses seleksinya berjalan dengan baik, terpilih orang-orang yang menurut saya sudah punya kapasitas untuk menjadi guru atau menjadi tenaga kependidikan, karena sebelum mereka bekerja, kita lakukan juga pembekalan atau retret bersama-sama dengan narasumber yang memang punya kompetensi untuk mengajari mereka," jelasnya. 

Kolaborasi Lintas Kementerian

Program Sekolah Rakyat tidak hanya dijalankan Kementerian Sosial, tetapi melibatkan berbagai kementerian dan tim ahli. Salah satunya adalah Tim Formatur Sekolah Rakyat di bawah kepemimpinan Prof. Muhammad Nuh yang berperan sejak tahap perencanaan hingga evaluasi.

"Ada juga tim ahli yang memang mendampingi kami sejak awal yaitu di bawah kepemimpinan Prof. Muhammad Nuh, yang ini juga menjadi sangat penting buat kami ya, untuk memastikan bahwa perencanaan, sampai pelaksanaan, dan evaluasinya, bisa diukur dengan baik. Jadi itu yang membuat tantangan-tantangan kita ini jadi bisa kita atasi," kata Gus Ipul. 

Hilirisasi Lulusan

Lebih jauh, Gus Ipul menyebutkan Sekolah Rakyat juga menyiapkan langkah lanjutan bagi para lulusan, baik yang ingin melanjutkan pendidikan maupun langsung bekerja.

"Jadi kalau memang yang anak-anak punya minat bakat untuk melanjutkan kuliah, sesuai arahan presiden akan dikawal, mereka akan dikawal dan bahkan kita sudah bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi yang mungkin nanti cocok dengan mereka," kata Gus Ipul. 

"Nanti yang ingin bekerja, nanti kita di tahun kedua, akan mulai kita arahkan dia sesuai dengan minat dan bakatnya, sesuai dengan keterampilannya," jelasnya.