
Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat menemui relawannya di Palembang, Sumatera Selatan. Foto tvrijakartanews.com/TVRI Stasiun Sumatera Selatan/Afiva Sari
Jakarta, tvrijakartanews - Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto mengaku tidak ambil pusing soal penilaian yang diberikan oleh capres nomor urut 1 Anies Baswedan soal kinerjanya di Kementerian Pertahanan. Sebelumnya, Anies memberikan penilaian 11 dari 100 untuk kinerja Prabowo tersebut dalam debat pilpres ketiga di Istora Senayan, Jakarta Pusat.
"Kemarin saya dapat penilaian dari seorang yang kalian tahu lah siapa, yang kasih penilaian 11 dari 100. Jawaban saya sebagai seorang anak Betawi, 'kalau dari ente mah, emang gue pikirin'," ujar Prabowo, Rabu, 10 Januari 2024.
Ketua Umum Partai Gerindra itu mengakui bahwa dirinya memang orang yang tidak pandai bersilat lidah. Namun, ia menyebut semua hal yang diucapkannya berasal dari hati.
"Saya dari muda, saya pertaruhkan nyawa saya naik turun gunung membela merah putih, dikasih nilai sekian, emang gue pikirin? Aku begini, aku ngomong dari hati. Tak pandai aku silat lidah. Tak pandai aku bohong-bohongan, tak pandai aku 'omon-omon' kosong," kata dia.
Pada kesempatan itu, Prabowo berpesan kepada masyarakat dan para relawan agar tetap waspada terhadap potensi adu domba. Menurut Prabowo, perbedaan pilihan politik merupakan hal yang wajar, tetapi harus tetap menjunjung tinggi persatuan.
Indonesia, kata dia, harus bersatu, rukun, bekerja sama, dan berkolaborasi. Ia menyebut dirinya bersama Gibran sungguh-sungguh ingin mengabdi kepada rakyat dan bangsa Indonesia.
Pemberian nilai rendah kepada Prabowo ini terjadi Anies Baswedan bertanya kepada Ganjar Pranowo ihwal penilaiannya kepada Kemenhan saat dipimpin Prabowo Subianto. Anies menyebut Ganjar sebelumnya pernah memberikan nilai lima untuk indeks demokrasi di Indonesia
"Lima juga (nilai Kemenhan). Saya punya datanya dan kemudian akan saya sampaikan," ujar Ganjar.
Mantan Gubernur Jawa Tengah itu memaparkan alasannya memberikan nilai rendah terhadap Kemenhan. Menurut dia, sistem perencanaan seharusnya tidak bisa diganti-ganti, tetapi harus konsisten dengan yang telah dijalankan. Misalnya soal ketiga matra yang harus memperhatikan bagaimana kondisi di bawah.
’’Kita mesti mendengarkan dari seluruh matra maka perencanaannya harus buttom-up,” tegas Ganjar.
Ganjar juga bertanya ke Anies berapa skor yang diberikan oleh capres nomor urut 01 itu. Ganjar meminta Anies agar tegas, tidak takut untuk menyebut berapa angka tersebut. "Pak Anies jangan takut, harus tegas," kata Ganjar.
Merespons itu, Anies menyebut bahwa skor 5 terlalu tinggi. ’’Skornya justru di bawah lima, kalau lima itu ketinggian Pak Ganjar. Penilaiannya 11 dari 100," seru Anies.

