
Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming menerima audiensi Komunitas Kebaya Menari di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (03/10/2025). Dalam pertemuan tersebut, Wapres menyampaikan dukungannya terhadap peran komunitas ini dalam melestarikan kebaya sekaligus menjadikannya bagian dari diplomasi budaya Indonesia di kancah internasional. Foto Sekretariat Wapres
Jakarta, tvrijakartanews - Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming menerima audiensi Komunitas Kebaya Menari di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (03/10/2025). Dalam pertemuan tersebut, Wapres menyampaikan dukungannya terhadap peran komunitas ini dalam melestarikan kebaya sekaligus menjadikannya bagian dari diplomasi budaya Indonesia di kancah internasional.
Dukungan ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya penguatan diplomasi budaya di tingkat global. Pemerintah memandang kebudayaan, termasuk kebaya, bukan sekadar warisan bangsa, tetapi juga sarana strategis untuk memperkuat citra Indonesia dan membangun persahabatan antarnegara. Dengan demikian, partisipasi komunitas budaya di forum internasional menjadi bagian dari diplomasi perdamaian yang diusung Indonesia.
Komunitas Kebaya Menari sendiri akan berpartisipasi dalam peringatan 60 tahun Nostra Aetate di Vatikan, sebuah dokumen bersejarah yang menjadi tonggak dialog lintas agama dan perdamaian dunia. Kehadiran mereka membawa misi ganda yaitu regenerasi kebaya sebagai warisan budaya bangsa dan kontribusi Indonesia dalam menjaga harmoni global.
“Pak Wapres sendiri mendukung sekali kegiatan ini. Apalagi kegiatan ini adalah kita tidak dari agama tertentu, tapi juga bermacam-macam lintas usia, di mana ada anak-anak muda yang akhirnya menjadi pewaris kebaya dan budaya itu sendiri terlibat langsung dalam kegiatan ini,” ujar anggota Komunitas Kebaya Menari, Dwiyanti Listyarini, usai audiensi.
Dwiyanti menambahkan, semangat keberagaman yang tumbuh di Indonesia menjadi landasan kuat untuk menghadirkan kebaya dalam forum internasional.
“Terutama, kan, ini untuk perdamaian dunia, untuk lintas agama, di mana itu terlihat jelas di Indonesia bahwa kita memang bermacam-macam agama, bermacam-macam bangsa, tapi kita bisa menunjukkan kerukunan. Jadi beliau sampaikan, baik sekali acara ini, kegiatan ini,” imbuhnya.
Sementara itu, anggota komunitas lainnya, Miranti Serat, menyampaikan bahwa selain tampil di Vatikan, Kebaya Menari juga tengah menyusun buku tentang kebaya yang diusulkan ke UNESCO. Buku tersebut memuat perjalanan sejarah kebaya dari masa ke masa, mulai dari kebaya Janggan hingga kebaya Kartini, sebagai simbol kesantunan dan keanggunan perempuan Indonesia.
”Beliau cukup surprise (takjub) setelah tadi melihat halaman demi halaman dan kami juga menjelaskan bagaimana kebaya itu bergerak, dari kebaya Janggan, kebaya Kartini, semua dan cerita-cerita di dalamnya,” ungkap Miranti.
“Intinya bahwa bagaimana kami menceritakan ke seluruh dunia bahwa kebaya itu adalah simbol kesantunan, keanggunan perempuan Indonesia untuk membawa identitas bangsa,” tandasnya.
Hadir pula dalam pertemuan tersebut anggota Komunitas Kebaya Menari lainnya, yaitu Berti Dewi Singgih, Ariane Vitakusuma, Maria Tri Haryanti, dan Fanni Pattikawa.