Pengelola Objek Wisata di Pandeglang Didorong Pakai Transaksi Nontunai
NewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

sistem keuangan digital bukan hanya mempermudah pengelolaan transaksi, tetapi juga memperluas akses bagi pelaku UMKM di kawasan wisata (Sumber : TB Agus Jamaludin).

Pandeglang, tvrijakartanews- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Banten mendorong pelaku wisata di Kabupaten Pandeglang untuk menerapkan digitalisasi transaksi. OJK menilai, sistem keuangan digital bukan hanya mempermudah pengelolaan transaksi, tetapi juga memperluas akses bagi pelaku UMKM di kawasan wisata.

Kepala OJK Provinsi Banten, Adi Dharma menjelaskan, Pandeglang memiliki potensi besar dalam penerapan sistem transaksi digital, mengingat banyaknya destinasi wisata unggulan di kawasan pesisir yang terus berkembang. Dia melihat, transformasi digital di sektor pariwisata saat ini mulai menunjukkan hasil nyata bagi pelaku usaha wisata di Kabupaten Pandeglang. 

“Fungsi TPA-KD (Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah) itu mempercepat arus keuangan, dan salah satunya men digitalisasi kan transaksi di destinasi wisata," katanya, Senin (06/10/2025).

Adi menyebut, salah satu yang dianggap berhasil dalam menerapkan sistem transaksi nontunai adalah Pantai Pandan di Kecamatan Carita. Pengelola dalam beberapa tahun terakhir sudah mengaplikasikan pembayaran nontunai menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

Hanya saja Adi mengakui tantangan terbesar saat ini masih terletak pada keterbatasan akses informasi dan literasi keuangan bagi sebagian pelaku UMKM dan pengelola destinasi pariwisata. Banyak pelaku usaha belum sepenuhnya menggunakan layanan keuangan formal karena minimnya pemahaman dan pendampingan.

“Masalahnya bukan di kemauan, tapi di akses dan informasi. Masih banyak UMKM yang belum mengenal produk keuangan yang bisa membantu mereka mengembangkan usaha,” katanya.

Sementara, Manajer Operasional Pantai Pandan, Saepul mengatakan, penerapan sistem pembayaran digital di tempatnya sudah berjalan sejak tiga tahun terakhir. Ia menyebut, sekitar 70 persen transaksi wisatawan di Pantai Pandan kini sudah menggunakan metode nontunai. Menurutnya, sistem ini juga membantu pengelola dalam pengawasan transaksi dan pelaporan pajak karena seluruh data tercatat secara otomatis.

“Sekarang hampir semua pengunjung sudah terbiasa bayar pakai QRIS. Selain praktis, kami juga tidak lagi repot menyiapkan uang kembalian,” ujarnya.

Meski demikian, Saepul mengakui masih terdapat kendala teknis seperti keterlambatan dana masuk dari beberapa bank pada tahap awal penerapan. Namun, kini sistem sudah lebih baik dan real-time. Meski penerapan sistem nontunai tidak secara langsung meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, tetapi sistem tersebut diamini bisa memudahkan wisatawan dalam bertransaksi.