Program Makan Bergizi Gratis Dorong Tumbuhnya Industri Baru Dalam Negeri
NewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana dalam forum 1 Tahun Pemerintahan Prabowo–Gibran: Optimism on 8% Economic Growth di Jakarta, pada Kamis (16/10). Foto tangkapan layar: Istimewa

Jakarta, tvrijakartanews - Badan Gizi Nasional (BGN) mengungkapkan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah telah memberikan dampak ekonomi signifikan dengan memunculkan berbagai industri baru di dalam negeri. 

Salah satu yang menonjol adalah tumbuhnya industri wadah makan (food tray) yang sebelumnya sepenuhnya bergantung pada impor.

Kepala BGN, Dadan Hindayana mengatakan, hingga awal 2025 Indonesia belum memiliki industri food tray sendiri. Namun, tingginya permintaan dari pelaksanaan program MBG mendorong sejumlah pelaku usaha untuk beralih dari sektor otomotif ke industri kemasan makanan.

"Sampai awal tahun 2025 tidak pernah ada yang namanya pabrik food tray di Indonesia. Karena food tray itu dibikin di China atau di luar negeri," katanya. 

"Sekarang, alhamdulillah sudah ada 38 pengusaha food tray yang merupakan konversi dari industri otomotif," jelas Dadan, dalam forum 1 Tahun Pemerintahan Prabowo–Gibran: Optimism on 8% Economic Growth di Jakarta, pada Kamis (16/10).

Selain industri food tray, lanjut Dadan, program MBG juga mendorong pertumbuhan sejumlah sektor pendukung, seperti produsen rice steamer, alat sterilisasi, hingga alat pelindung diri (APD). 

Permintaan tinggi dari lebih dari 11 ribu Satuan Penyedia Pangan Gizi (SPPG) di seluruh Indonesia membuat rantai pasok industri tersebut semakin berkembang.

Menurutnya, fenomena ini menunjukkan bahwa program MBG tidak hanya berperan dalam peningkatan gizi masyarakat, tetapi juga menciptakan efek berganda (multiplier effect) bagi perekonomian nasional.

"Dengan tumbuhnya industri pangan dan peralatan pendukung di dalam negeri, Indonesia mulai mengurangi ketergantungan impor sekaligus membuka peluang kerja baru bagi masyarakat," kata Dadan. 

Ia mencatat, hampir satu juta tenaga kerja kini terlibat dalam rantai produksi dan distribusi program MBG, mulai dari pekerja di SPPG, pemasok bahan makanan, hingga ibu-ibu di perdesaan dan penyandang disabilitas yang sebelumnya sulit memperoleh pekerjaan.

"Banyak masyarakat yang tadinya tidak punya pendapatan akhirnya memiliki pendapatan. kemudian kaum disabilitas yang tidak mungkin bekerja di tempat lain kami tampung," kata Dadan. 

Diketahui, hingga saat ini, program Makan Bergizi Gratis telah mengoperasikan 11.918 SPPG di 38 provinsi.