Menbud Sebut Sumpah Pemuda Satukan Keberagaman
NewsHot
Redaktur: Citra Sandy Anastasia

Menteri Kebudayaan, Fadli Zon ditemui di Museum Kebangkitan Nasional. (Tvrijakartanews/ John Abimanyu)

Jakarta, tvrijakartanews - Menteri Kebudayaan, Fadli Zon mengatakan Sumpah Pemuda lahir dari semangat kebersamaan dan kesadaran nasional yang kuat. Sebab, para penggagas berasal dari latar belakang berbeda.

"Mereka sadar bahwa hanya dengan bersatu, kita bisa melawan penjajahan. Semangat itu masih sangat relevan bagi kita hari ini," kata Fadli Zon ditemui di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta, Selasa (28/10/2025) malam.

Fadli menambahkan tantangan bangsa masa kini yang lebih kompleks dibanding masa perjuangan dahulu.

"Kalau dulu kita menghadapi kolonialisme, sekarang tantangannya adalah bagaimana memajukan bangsa setelah merdeka-melawan kemiskinan, kebodohan, stunting, dan membangun kemandirian pangan dan energi. Di bidang kebudayaan, tantangan kita adalah memajukan kebudayaan nasional di tengah peradaban dunia, sesuai amanat konstitusi," ujarnya.

Selain itu, Fadli menjelaskan pentingnya bahasa Indonesia sebagai perekat kebangsaan. Sedangkan suku bangsa kita memiliki 1.340 tersebar di 17.000 lebih di kepulauan nusantara.

"Kita memiliki lebih dari 700 bahasa daerah, tetapi bahasa Indonesia menyatukan kita semua. Bahasa ini adalah jembatan yang merajut perbedaan menjadi kekuatan," jelasnya.

Untuk itu, Fadli mengajak generasi muda menjaga persatuan bangsa. Ia berharap nilai-nilai perjuangan Sumpah Pemuda terus hidup di hati generasi muda, khususnya menjelang 100 tahun Sumpah Pemuda pada tahun 2028.

"Nilai-nilai persatuan, semangat juang, dan kecintaan kepada Tanah Air harus kita rawat bersama. Hanya dengan bersatu kita bisa mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, dan berdaulat," imbuhnya.

Sebagai informasi, upacara turut dihadiri oleh jajaran Kementerian Kebudayaan di antaranya Wakil Menteri Kebudayaan, H. Giring Ganesha Djumaryo; Sekretaris Jenderal, Bambang Wibawarta; Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan; Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan Ahmad Mahendra; Inspektur Jenderal, Fryda Lucyana; Staf Khusus Menteri Bidang Media Komunikasi Publik, Muhammad Asrian Mirza; Staf Khusus Menteri Bidang Hak Kekayaan Intelektual, B.R.A. Putri Woelan Sari Dewi; serta Kepala Museum dan Cagar Budaya, Abi Kusno.