66 Anak Positif Campak Rubela, Dinkes Tangsel Dorong Orangtua untuk Imunisasi Anak Lengkap
NewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Kepala Dinkes Kota Tangsel Allin Hendalin Mahdaniar.

Tangsel, tvrijakartanews – Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) mengimbau seluruh orang tua untuk memastikan anak-anaknya mendapatkan imunisasi lengkap.

Langkah ini menjadi upaya penting untuk mencegah penularan Campak Rubela (Measles Rubella) yang kembali meningkat di wilayah Tangsel.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangsel, Allin Hendalin Mahdaniar, mengungkapkan hingga 31 Oktober 2025 tercatat 538 kasus suspek campak rubela, dengan 66 kasus positif campak dan 9 kasus positif rubela.

“Sebagian besar kasus ditemukan pada anak usia 1–4 tahun yang memiliki status imunisasi tidak lengkap atau bahkan belum pernah mendapat imunisasi sama sekali,” jelas Allin melalui keterangannya, Senin (3/11/2025).

Menurut Allin, campak adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus RNA dari genus Morbillivirus. Allin menyebut, penyakit ini dapat menyerang hampir 100 persen anak yang belum memiliki kekebalan, karena manusia merupakan satu-satunya reservoir alami virus campak.

“Penularan bisa terjadi dengan cepat di lingkungan yang belum terlindungi oleh imunisasi,” terangnya.

Allin menjelaskan, gejala awal campak perlu dikenali agar penanganan bisa segera dilakukan, oleh karenanya ia mengimbau perlu mewaspadai tanda demam tinggi lebih dari 3 hari yang disertai batuk, pilek, mata merah atau berair.

Kemudian tanda lainnya yakni ruam kemerahan (rash) yang dimulai dari belakang telinga dan menyebar ke seluruh tubuh, lalu muncul Koplik’s spot, yakni bercak putih keabuan di bagian dalam pipi.

“Jika anak menunjukkan gejala tersebut, segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut,” imbaunya.

Allin mengatakan, sebagian besar penderita campak dapat sembuh tanpa pengobatan khusus. Namun, anak di bawah 5 tahun, orang dewasa di atas 20 tahun, serta penderita malnutrisi, kekurangan vitamin A, atau gangguan kekebalan tubuh (misalnya HIV) berisiko tinggi mengalami komplikasi berat.

Komplikasi yang sering terjadi meliputi diare berat, pneumonia, infeksi telinga, malnutrisi, kebutaan, ensefalitis, hingga Subacute Sclerosing Panencephalitis (SSPE), infeksi otak yang bisa berakibat fatal.

“Kematian akibat campak umumnya disebabkan oleh komplikasi berat, terutama jika terlambat ditangani. Padahal, penyakit ini dapat dicegah dengan imunisasi,” ungkapnya.

Ia meyakini, Vaksin MR (Measles Rubella) telah terbukti efektif melindungi anak-anak dari risiko infeksi. Karena itu, Pemkot Tangsel mengajak seluruh masyarakat untuk tidak menunda imunisasi, meskipun anak terlihat sehat.

Sebagai bentuk kesiapsiagaan, Pemkot Tangsel melalui dinkes telah melakukan sejumlah langkah pencegahan dan pengendalian, di antaranya sosialisasi dan edukasi kepada tenaga kesehatan dan masyarakat, peningkatan cakupan imunisasi dasar lengkap, penguatan surveilans, investigasi kasus dan pelacakan kontak.

Dinkes Tangsel juga menyiagakan fasilitas kesehatan dan rumah sakit untuk menangani pasien campak sesuai pedoman Kementerian Kesehatan, dan melakukan Survei Cepat Komunitas (SCK) untuk memastikan status imunisasi anak.

Selain itu, Allin berujar, masyarakat juga diimbau untuk menjaga Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dan segera melapor jika menemukan gejala serupa di lingkungan sekitar.

“Pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. Imunisasi adalah langkah nyata dan efektif untuk melindungi anak-anak kita dari bahaya campak dan komplikasinya. Mari bersama wujudkan Tangsel yang sehat, bebas campak dan rubela,” pungkas Allin.