BPBD PK Kabupaten Pandeglang Siaga Hadapi Cuaca Ekstrem
NewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Tim Reaksi Cepat BPBD PK Kabupaten Pandeglang, saat Penanganan Banjir di beberapa Kecamatan Beberapa Waktu Lalu, (Sumber : TB Agus Jamaludin)

Pandeglang, tvrijakartanews- Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD PK) Kabupaten Pandeglang, meningkatkan kewaspadaan penuh menyusul prediksi BMKG mengenai puncak curah hujan ekstrem di Banten akan terjadi hingga 16 November.

Peningkatan ini sangat diwaspadai mengingat Kabupaten Pandeglang adalah daerah berpotensi bencana tinggi mulai dari banjir hingga longsor, bahkan sebelumnya enam kecamatan telah dilanda banjir seperti di Kecamatan Patia, Pagelaran, hingga Kecamatan Cikeusik.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD PK) Kabupaten Pandeglang, Riza Ahmad Kurniawan menjelaskan, 35 kecamatan di Pandeglang memiliki risiko tinggi terhadap bencana hidrometeorologi. Menurutnya wilayah dataran tinggi cenderung terdampak longsor, sementara dataran rendah dan kawasan pesisir rentan banjir dan rob.

“Di Pandeglang ini 35 kecamatan seluruhnya mempunyai potensi bencana sesuai kajian risiko. Jenis bencananya mengikuti kontur wilayah, mulai dari banjir sampai longsor,” katanya, Minggu(16/11/2025).

Menurut Riza, Banjir dan longsor turut meningkat seiring tingginya curah hujan dalam beberapa hari terakhir. Sejumlah lokasi sudah mengalami kejadian longsor meski skalanya belum masif.

" peringatan dini dari BMKG harus diantisipasi dengan kewaspadaan penuh oleh masyarakat, terutama di wilayah perbukitan seperti Kecamatan Pandeglang, Jiput, dan Mandalawangi, " ujarnya.

Dikatakan Riza, untuk penanganan bencana, BPBD PK telah menyiagakan personel hingga peralatan kebencanaan. Riza menyebut koordinasi lintas organisasi perangkat daerah menjadi kunci percepatan penanganan, terutama saat material longsor membutuhkan alat berat. 

“Kami tetap siaga karena manajemen bencana bukan hanya bicara saat kejadian. Tim sudah terbentuk dan kami siap berkoordinasi,” ucapnya.

Selain itu, fenomena rob juga menjadi perhatian BPBD, terutama di wilayah pesisir. Meski bukan kategori gelombang tinggi, rob membawa arus kuat yang dapat menyapu wilayah dataran rendah dalam waktu singkat. Menurutnya rob yang terjadi di Pandeglang punya karakter cepat surut.

"Tetapi memiliki daya dorong kuat sehingga berpotensi merusak fasilitas di kawasan pantai, seperti yang terjadi di Kecamatan Sukaresmi, dan Labuan," jelasnya.