Kemenag–BGN Bersinergi untuk Pesantren, Pastikan Seluruh Santri Dapat Akses Program MBG
NewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo Muhammad Syafi’i dan Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik. Foto : Istimewa/ Kemenag

Jakarta, tvrijakartanews - Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo Muhammad Syafi’i menegaskan komitmen Kementerian Agama (Kemenag) untuk memastikan seluruh santri di Indonesia memperoleh akses program Makan Bergizi Gratis (MBG). 

Ia menekankan bahwa pemenuhan gizi santri menjadi bagian penting dalam penguatan pendidikan nasional.

"Kementerian Agama akan bergerak cepat. Kita ingin memastikan tidak ada satu pun santri yang tertinggal dalam program makan bergizi gratis," kata Romo Syafi'i. Dilansir dari keterangan resminya di Jakarta, Jumat (21/11/2025). 

"Pesantren itu bagian penting dari pendidikan nasional, dan pemenuhan gizi mereka menjadi prioritas bersama," jelasnya. 

Ia menjelaskan bahwa Kemenag segera melakukan pemetaan untuk mengetahui pesantren yang belum tersentuh program MBG. 

"Kami akan berkoordinasi dengan tim terkait dan menelusuri lebih lanjut tentang hal ini, kita akan memastikan distribusi program berjalan tepat sasaran," katanya. 

Sementara itu, Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik, mengungkapkan bahwa berdasarkan data Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR pekan lalu, cakupan MBG di kalangan santri masih sangat rendah.

"Dalam RDP minggu lalu disebutkan ada 11 juta santri di Indonesia, dan yang baru dapat MBG itu 2%. Kita mau telusuri nanti di mana saja pesantren-pesantren yang belum ada MBG-nya," kata Nanik. 

"Itu yang akan kita kerja samakan dengan Kementerian Agama supaya seluruh anak-anak pondok pesantren ini dipastikan mendapatkan makan bergizi gratis," jelasnya. 

Nanik juga menekankan pentingnya pembangunan dapur pesantren sebagai fasilitas utama pelaksanaan MBG. Menurutnya, pemerintah memberikan fleksibilitas bagi pesantren, termasuk yang berada di wilayah 3T, untuk membangun dapur secara mandiri.

"Anak-anak pondok ini tidak boleh berbeda, mereka harus dapat MBG di mana pun mereka berada. Kalau mereka ada di wilayah 3T, mereka diperbolehkan untuk membangun sendiri dapurnya dan dapurnya akan dibiayai negara," tegas Nanik. 

Ia menambahkan bahwa pembangunan dapur dapat dilaksanakan oleh pesantren, investor, masyarakat, maupun yayasan, selama dapat memastikan kelancaran penyediaan makanan bergizi bagi santri.

Koordinasi lintas kementerian, kata Nanik, juga akan terus diperkuat. 

"Minggu depan akan kami lanjutkan. Wamen akan membawa tim untuk urusan MBG pondok pesantren dan madrasah," katanya. 

Upaya bersama ini menjadi langkah awal penguatan sinergi antara Kemenag dan Badan Gizi Nasional guna mempercepat pemenuhan gizi santri dan peserta didik madrasah di seluruh Indonesia. 

Kolaborasi tersebut diharapkan memperluas pemerataan akses makanan bergizi di lingkungan pendidikan keagamaan.