Rapimnas I Pemuda Katolik Siap Perkuat Peran Pemuda dalam Akselerasi Pembangunan Daerah
NewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Pemuda Katolik akan menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) I pada 21–23 November 2025 di Kinasih Resort, Depok. Sekitar 200 peserta dari seluruh Indonesia dipastikan hadir, terdiri dari utusan Komda, para komandan dan calon komandan Pasukan Komando Pemuda Katolik (PASKOKAT), serta para Pastor Moderator. Foto Istimewa

Jakarta, tvrijakartanews - Pemuda Katolik akan menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) I pada 21–23 November 2025 di Kinasih Resort, Depok. Sekitar 200 peserta dari seluruh Indonesia dipastikan hadir, terdiri dari utusan Komda, para komandan dan calon komandan Pasukan Komando Pemuda Katolik (PASKOKAT), serta para Pastor Moderator.

Forum ini menjadi ajang konsolidasi nasional yang ditujukan untuk memperkuat struktur organisasi, arah gerak, serta agenda strategis Pemuda Katolik di seluruh daerah.

Rapimnas I akan dibuka dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin Sekretaris Jenderal Konferensi Waligereja Indonesia, Mgr. Adrianus Sunarko, OFM. Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, dijadwalkan membuka forum dan menyampaikan arahan mengenai kontribusi pemuda dalam pembangunan nasional, terutama terkait ekonomi kerakyatan dan pemberdayaan komunitas.

Ketua Steering Committee Rapimnas I, Fredy Simamora, menegaskan bahwa forum ini menjadi momentum penting untuk merumuskan ulang peta strategis organisasi.

“Rapimnas I bukan sekadar agenda rutin. Ini adalah ruang untuk menyatukan visi dan menyelaraskan energi kader dari Sabang sampai Merauke. Kita ingin memastikan Pemuda Katolik bergerak dengan strategi yang relevan dan mampu menjawab tantangan pembangunan daerah,” ujarnya.

Ia menambahkan, hadirnya dukungan Gereja dan pemerintah menunjukkan semakin besarnya kepercayaan terhadap Pemuda Katolik sebagai aktor kolaboratif di ruang publik.

“Saatnya Pemuda Katolik tampil sebagai jembatan dialog dan mitra strategis dalam memperkuat ekonomi daerah," kata dia.

Mengusung tema “Partisipasi dan Kolaborasi Pemuda Katolik dalam Mendorong Akselerasi Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah,” Rapimnas I merujuk secara langsung pada mandat Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia (SAGKI) 2025. Penguatan peran orang muda, peningkatan partisipasi umat dalam pembangunan sosial-ekonomi, tata kelola yang transparan, serta kemitraan lintas pemangku kepentingan menjadi dasar penyusunan program kerja organisasi.

Pemuda Katolik memaknai SAGKI 2025 sebagai dorongan untuk mempercepat pemberdayaan ekonomi umat, memperluas kolaborasi lintas agama dan komunitas, serta memperkuat advokasi organisasi dalam pembangunan daerah.

Selama tiga hari, peserta akan mengikuti berbagai sesi tematik terkait dinamika ekonomi daerah. Rapimnas I juga dirangkaikan dengan Rakornas PASKOKAT dan Temu Pastor Moderator. Rakornas PASKOKAT akan mempertegas arah pembinaan pasukan sebagai garda kedisiplinan dan kepedulian sosial Pemuda Katolik, termasuk kesiapsiagaan bencana, aksi kemanusiaan, dan bela negara. Sementara Temu Pastor Moderator bertujuan memperkuat kerangka pembinaan moral dan spiritual agar ekspansi program organisasi tetap selaras dengan spiritualitas pelayanan Gereja.

Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Stefanus Gusma, menyampaikan bahwa sejumlah isu strategis akan menjadi pembahasan utama. Di antaranya penguatan ekosistem UMKM Katolik, pemetaan potensi ekonomi kreatif daerah, pengembangan jejaring lintas agama, serta perumusan model kepemimpinan sinodal sesuai arah pastoral SAGKI. Forum ini juga menjadi ruang untuk mempertegas posisi Pemuda Katolik dalam isu-isu strategis seperti perlindungan masyarakat adat, keberlanjutan lingkungan hidup, dan stabilitas sosial di daerah multikultural.

Gusma menegaskan bahwa Rapimnas I merupakan momentum penting untuk memperluas dampak organisasi dan meningkatkan kontribusi nyata bagi masyarakat. “Pemuda Katolik harus menjadi motor akselerasi pembangunan daerah. Kita bukan hanya pengamat, tetapi aktor yang terlibat langsung dalam mendorong kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa arah SAGKI sangat jelas: Gereja mengharapkan orang muda menjadi misionaris harapan dan pelopor dialog. “Tugas kita adalah memastikan mandat itu diwujudkan melalui program konkret yang menjawab kebutuhan nyata umat, terutama mereka yang tertinggal,” katanya.