
Suasana saat wisatawan memadati objek wisata pantai carita, (Sumber : TB Agus Jamaludin)
Pandeglang, tvrijakartanews- Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Pandeglang memperketat pengawasan di seluruh destinasi wisata menjelang libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru), menyusul meningkatnya potensi bencana hidrometeorologi di wilayah Banten. Hujan intensitas tinggi, ancaman banjir, hingga potensi longsor menjadi perhatian serius Disparbud mengingat sebagian besar destinasi wisata Pandeglang berada di pesisir pantai dan kawasan sungai.
Kepala Bidang Destinasi Disparbud Pandeglang, Rosy Sukmawati menegaskan, keamanan wisatawan menjadi prioritas utama di momen Nataru kali ini. Ia meminta seluruh wisatawan lebih berhati-hati dan aktif memantau kondisi cuaca sebelum berkunjung. Rosy menyebut selain Pantai, Curug dan destinasi sungai perlu diwaspadai pengunjung karena risiko luapan air yang tidak terlihat.
“Kalau ke pantai, wajib lihat website BMKG, minimal Instagram BMKG. Lihat dulu ramalan cuacanya,” ujar Rosy, Rabu (10/12/2025).
Pengawasan di destinasi yang dikelola masyarakat disebut sudah memiliki standar keselamatan, termasuk pemandu sungai yang siap memberi peringatan dini. Namun, Rosy menekankan agar wisatawan tidak datang ke wisata yang belum dikelola maupun lokasi-lokasi liar yang belum memiliki pengelola resmi.
Disparbud juga akan menerbitkan imbauan resmi kepada seluruh pelaku usaha wisata agar meningkatkan kesiapsiagaan dalam menyambung wisatawan selama nataru.
“Datanglah ke Curug yang sudah ada pengelolanya. Jangan ke curug liar yang tidak punya SOP. Kita tidak tahu arus sungainya seperti apa,” ujarnya.
Sementara Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pandeglang, Acep Firmansyah, menegaskan pentingnya kesiapan wisatawan dalam membaca perubahan kondisi alam, terutama di wilayah pantai dan sungai. BPBD juga menyiapkan perahu karet, alat selam, kendaraan operasional baru, serta stok logistik dasar untuk respons cepat bila terjadi kedaruratan.
Untuk mendukung operasi lapangan, BPBD memasang empat pos siaga di Kecamatan Labuan, Carita, Tanjung Lesung, dan Sumur. Setiap pos dijaga tiga hingga empat personel yang dilengkapi sarana darurat.
“Jika BMKG keluarkan peringatan, kami segera teruskan ke masyarakat. Sebelum berpergian, cek dulu cuaca. Kalau kondisi tidak memungkinkan, lebih baik pulang,” kata Acep.
Peringatan dini juga menjadi perhatian BPBD, terutama bagi wisatawan di area pantai yang rentan diterjang gelombang tinggi dan rob. Menurut Acep, masih banyak wisatawan yang sering mengabaikan perubahan kondisi alam yang tidak terlihat langsung.

