MPR RI Salurkan 15.000 Paket Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatra
NewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Momen ketika Ketua MPR RI, Ahmad Muzani menyalurkan bantuan untuk korban bencana di Sumatra. Foto : Istimewa

Jakarta, tvrijakartanews - Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI menyalurkan 15.000 paket bantuan kemanusiaan kepada masyarakat yang terdampak bencana di Sumatra.

Ketua MPR RI, Ahmad Muzani mengatakan kondisi para korban bencana saat ini sangat memprihatinkan. Banyak warga terpaksa mengungsi dan menumpang di rumah kerabat, sekolah, hingga masjid yang berada di lokasi lebih tinggi dan tidak terdampak banjir.

"Rumah hancur, lahan pertanian rusak, ternak musnah, bahkan ada anggota keluarga yang meninggal dan hilang. Secara psikologis mereka kehilangan semangat hidup," kata Muzani, dalam keterangan yang diketahui di Jakarta, Minggu (14/12/2025). 

Ia menjelaskan lebih rinci, secara keseluruhan MPR RI menyalurkan total 15.000 paket bantuan untuk tiga provinsi terdampak bencana, yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Masing-masing provinsi menerima 5.000 paket bantuan.

Khusus untuk Provinsi Aceh, bantuan didistribusikan sebanyak 2.000 paket ke Kabupaten Aceh Utara, 2.000 paket ke Aceh Tamiang, dan 1.000 paket ke Aceh Timur.

Setiap paket bantuan berisi kebutuhan pokok dan perlengkapan penting, di antaranya susu, gula, kopi, mi instan, minyak goreng, biskuit, popok bayi, pembalut perempuan, minyak kayu putih, balsam, serta obat-obatan.

Muzani menegaskan, bantuan tersebut memang masih terbatas, namun diharapkan dapat meringankan beban masyarakat yang terdampak bencana. 

Ia juga menyampaikan perhatian dan komitmen Presiden Prabowo Subianto dalam mempercepat pemulihan kehidupan masyarakat pascabencana.

"Bantuan ini memang masih sangat terbatas, tetapi yang paling penting adalah perhatian Presiden Prabowo yang begitu fokus untuk segera memulihkan kehidupan masyarakat agar bisa kembali seperti sedia kala," katanya. 

Selain itu, Muzani mengapresiasi dukungan berbagai pihak dalam penanganan bencana, mulai dari Tentara Nasional Indonesia (TNI), Polri, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Sosial, relawan, lembaga sosial, hingga masyarakat perorangan.

"Kami berbangga bahwa kegotongroyongan dan sifat penolong bagi kita bangsa Indonesia tidak pernah pudar. Itulah kebanggaan kita, itulah yang kita miliki satu-satunya sebagai sebuah warisan yang harus kita pertahankan, yakni kegotongroyongan," kata Muzani.