Refleksi Pendidikan Tinggi 2025: Penguatan Riset, Inovasi, dan Ketahanan Pangan Nasional
NewsHot
Redaktur: Citra Sandy Anastasia

Refleksi Pendidikan Tinggi 2025: Penguatan Riset, Inovasi, dan Ketahanan Pangan Nasional / Foto: Dimas Yuga Pratama

Bogor, tvrijakartanews - Menutup tahun 2025, IPB University menyampaikan refleksi atas berbagai capaian strategis sekaligus outlook pengembangan institusi pada tahun 2026. Tahun 2025 menjadi fase penting dalam implementasi Rencana Strategis (RENSTRA) IPB 2024-2028, yang menegaskan Visi IPB

2024-2028, yaitu "Menjadi perguruan tinggi inovatif dan resilien untuk kemajuan bangsa yang berkelanjutan dalam membangun techno-socio entrepreneurial university yang unggul di tingkat global pada bidang pertanian, kelautan, dan biosains tropika".

Refleksi 2025: Konsistensi Transformasi dan Pengakuan Nasional & Internasional

Sepanjang 2025, IPB University menunjukkan konsistensi dalam menjalankan transformasi

perguruan tinggi untuk penguatan tata kelola, peningkatan kualitas pendidikan, riset, inovasi dan pengabdian masyarakat. Jumlah mahasiswa IPB per 31 Desember 2025 sebanyak: 38.682, dengan sebaran sebagai berikut: D4=26%, S1=52%, S2=15% dan S3=5%, dan Profesi=2%.

Sebanyak 26,1% dosen di IPB University telah meraih Jabatan Fungsional Guru Besar/Profesor, dan 21% menempati posisi Lektor Kepala (Associate Professor), sebuah capaian yang mencerminkan kekuatan akademik, produktivitas keilmuan, dan kematangan ekosistem riset IPB.

Proporsi ini menunjukkan bahwa lebih dari seperempat dosen IPB berada pada puncak jenjang akademik, dengan kontribusi signifikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, riset unggulan, inovasi berdampak, serta kepemimpinan akademik nasional dan global, Berbagai program prioritas sesuai Renstra mulai menunjukkan hasil nyata, khususnya dalam penguatan riset unggulan, hilirisasi inovasi, serta kontribusi IPB terhadap isu strategis nasional dan global seperti ketahanan pangan, energi, dan air. Dalam pemeringkatan QS World University Ranking By Subject Agriculture & Forestry, IPB menempati peringkat #49 Dunia dan #1 ASEAN.

Selain itu, pada pemeringkatan THE WUR Interdisciplinary Science yang baru-baru ini diumumkan, IPB menduduki peringkat #42 Global dan peringkat #1 Nasional.

Capaian pemeringkatan di tingkat global juga dringi dengan pengakuan nasional melalui capaian sebanyak 16 penghargaan di Anugerah Diktisaintek 2025, jumlah terbanyak nasional yang diraih oleh sivitas akademika IPB baik pada level institusi maupun individu. Jumlah raihan penghargaan ini tertinggi diantara perguruan tinggi lain di Indonesia.

Penghargaan ini mencerminkan daya saing dan daya sanding IPB dalam pengelolaan pendidikan tinggi, riset, pengabdian kepada masyarakat, serta inovasi yang berorientasi pada dampak berkelanjutan.

Dari Innopreneurship and Value Creation for Community and Industry ke Global Engagement: Memperluas Jejaring dan Dampak Global

Tahun 2025 juga ditandai dengan penciptaan pra-kondisi penting untuk penguatan Giobal

Engagement IPB University di 2026. Kolaborasi internasional dalam bidang riset, pendidikan, dan inovasi semakin diperluas melalui kemitraan strategis dengan berbagai universitas terbaik dunia (mis: Stanford University, Oxford University, Peking University, Tohoku University NUS, SNU, SLU, WUR, MSU, UC Davis d), lembaga riset internasional (mis: Lelibniz Institute, CATAS dll), industri (mis: Daewoong), dan organisasi internasional (mis: IUFRO, EU, ADB, GIZ dll ).

Mobilitas mahasiswa dan dosen, riset kolaboratif, serta keterlibatan IPB dalamn agenda global terkait pangan, pertanian berkelanjutan, dan perubahan iklim terus meningkat, memperkuat posisi IPE

di tingkat regional dan global.

Riset dan Inovasi Berdampak

Di bidang riset dan inovasi, IPB University terus mendorong penelitian yang relevan dengar

kebutuhan bangsa dan mampu menjawab tantangan global, khususnya pada isu strategis

ketahanan pangan, pertanian berkelanjutan kesehatan dan bioekonomi. Pada tahun 2025, topik riset berkaitan dengan Pangan masih mendominasi (50%), disusul bidang kesehatan (17%), Rekayasa Keteknikan (17%) dan bidang lainnya.

IPB University terus berkontribusi untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional melalui 10 program aksi ketahanan pangan, yaitu:

1. Pengadaan 3.156 ton benih padi varietas unggulan IPB ke Kementan RI

2. Perluasan Kampung novasi IPB untuk padi sawah dan gogo pada 1125 hektar di Subang.

Sukabumi, Bogor, IKN, dan Papua

3. Pendirian IPB-KOICA Rice Innovation Center di kampus IPB

4. Ekspedisi Patriot Pangan kerjasama dengan Kementerian Transmigras

5. Inovasi Pangan berbasis peternakan

6. Smart Green House, Plant Factory dan Agri-Photovoltaic: untuk Produksi High Value Crop

7. Integrasi Data Cuaca dan lklim dari 100 Automatic Weather Station (AWS) Petani di Jawa

& Sumatera ke dalam IPB Digitani

8. Pengembangan Inovasi Climate Resilient Agroforestry di Lahan Perhutanan Sosial, Seluas

2000 Hektare (Padi Gogo, Alpukat, Kopi dan Durian di Garut, Cianjur dan Sukabumi)

9. Inovasi Akuakultur dan bluefood

10. Pendirian Center of Excellence (CoE) Program Makan Bergizi Gratis (didukung olet UNICEF, Bappenas dan Bank Mandiri),.

IPB University memperkuat ekosistem novasi dan hilirisasi riset, mendorong agar hasil penelitian dapat berkembang menjadi teknologi terapan, produk kornersial, hingga model pemberdayaan masyarakat. Kolaborasi dengan industri, pererintah, dan mitra internasional menjadi kunci agar inovasi kampus dapat diadopsi secara luas. Pendekatan ini menempatkan IP& sebagai kampus inovator, yang menjemnbatani dunia akademik dengan kebutuhan pasar dan masyarakat.

Dari Kampus ke Desa: IPB Tegaskan Kampus Berdampak

Sampai dengan tahun 2025, IPB University telah menyentuh dan berkontribusi pada 8.350 (9,91%) desa di berbagai provinsi di indonesia, melalui program pengabdian masyarakat, inovasi pertanian, pangan, kelautan dan lingkungan.

Kegiatan tersebut menjangkau petani, nelayan, UMKM, pemuda, dan perempuan dengan pendekatan berbasis data dan kebutuhan lokal,

Berbagai inovasi IPB--mulai dari teknologi pertanian cerdas iklim, hilirisasi produk pangan, hingga penguatan kapasitas masyarakat desa--menjadi bukti bahwa kampus dapat menjadi motor pembangunan berkelanjutan.

Program One Village One CEO (OVOC) dijalankan menggunakan pendekatan ekosistem bisnis yang dibangun untuk menghubungkan usaha produksi petani denga pasar-pasar modern (seperti Indomart, total buah segar, All Fresh, dan lain-lain).

Program ini melibatkan lebih dari 1000 desa di seluruh Indonesia.

IPB University Ringankan UKT Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatra

Setelah sebelumnya melakukan berbagai kegiatan tanggap darurat di wilayah yang dilanda bencana banjir bandang Sumatra (Aceh, Sumnatra Utara, Sumatra Barat), IPB University kini melanjutkan aksi peduli bencana ke langkah jangka menengah.

Aksi jangka pendek (tanggap darurat) dilakukan berupa pengiriman bantuan pangan, obat-obatan, pipanisasi untuk mengalirkan air bersih, paket peralatan internet berbasis satelit hingga pengiriman dokter, dosen dan mahasiswa untuk melakukan pelayanan kesehatan dan gizi, serta pendampingan dan pemulihan psikis korban terutama bagi kelompok rentan anak-anak, lansia, wanita hamil/menyusui).

IPB University mengirim 13 dosen/dokter, 15 mahasiswa, 8 staf ke Aceh Tamiang, Tapanuli Selatan, Agam dan lain-lain. Mengirim produk pangan berbasis inovasi IP8 berupa 13.500 pcs ready to use food untuk balita dan 18.000 pieces nasi steril siap makan.

Pendampingan psikososial dan kesehatan, Aksi Marandang Basamo pada tanggal 6 Desember 2025, serta bantưan makan malarn gratis selain makan siang bersubsidi terhadap 2.000 mahasiswa IPB yang terdampak.

Untuk aksi jangka menengah, IPB University menyiapkan sejumlah langkah diantaranya penguatan transisi dari pangan darurat ke pangan yang lebih stabil, pemulihan psiko-sosia lanjutan, re-aktivasi pertanian, membangkitkan kembali usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta peniníauan kembali Uang Kuliah Tunggal (UKT) untuk mahasiswa terdampak bencana.

Terkait UKT, akan diberlakukan beberapa level kebijakan: mulai dari pemnbayaran secara dicicil,

menurunkan nilai UKT, membebaskan pembayaran UKT untuk mahasiswa yang mengambil cuti akademik, hingga menggratiskan sepenuhnya. Kebijakan ini akan diberlakukan minimal selara 1 semester. Sedang dilakukan pengkajian untuk mencari formula yang tepat bagi masing-rnasing

mahasiswa terdampak bencana.

Kemendiktisaintek mendanai empat proposal yang diajukan IPB University untuk aksi tanggap

darurat maupun rehabilitasi yaitu distribusi logistik, layanan kesehatan dan gizi, pendampingan psikososial, serta mitigasi dan edukasi kebencanaan.

Sementara untuk jangka panjang, IPB University akan memberikan beragam kebijakan afirmasi

yang akan diprioritaskan untuk daerah yang terkena bencana tersebut seperti Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik, Program Dosen Mengabdi, Beasiswa untuk mahasiswa baru asal wilayah

bencana, serta beragam studi/kajian/policy brief kebencanaan.

Outlook 2026: Mempercepat Dampak dan Daya Saing Global

Memasuki tahun 2026, IPB University berkomitmen untuk mempercepat implementasi RENSTRA 2024-2028 dengan fokus program pada:

1. Peningkatan dampak riset dan inovasi melalui hilirisasi dan kemitraan strategis dengan

masyarakat, industri dan pemerintah.

2. Penguatan Global South Engagement yang lebih terarah pada kolaborasi berdampak dan

pengakuan internasional, khususnya pada kemitraan dengan perguruan tinggi dan

institusi di wilayah global South.

3. Pengembangan talenta unggul mahasiswa dan dosen yang adaptif terhadap tantangan

global.

4. Kontribusi nyata terhadap program prioritas pemerintah (Asta Cita) dan pembangunan

berkelanjutan (SDGs), khususnya di bidang pangan, energi, air, dan lingkungan.

Dengan landasan capaian 2025 dan arah strategis yang jelas, IPB University optimistis melangkah ke tahun 2026 sebagai perguruan tinggi yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga relevan dan berdampak bagi Indonesia dan dunia.