Ilustrasi pengeboran Minyak (Freepik)
Jakarta, tvrijakartanews - Harga minyak dunia belum memanas meski banyak ketidakpastian kondisi di Timur Tengah. Rendahnya permintaan serta tingginya produksi minyak Amerika Serikat (AS) memicu kenaikan harga minyak dunia.
Harga minyak dunia acuan Brent untuk kontrak Maret 2024 melemah 0,18 persen ke level USD78,18 per barel pada pembukaan Senin, 15 Januari 2024. Kemudian minyak mentah WTI berjangka untuk kontrak Maret 2024 melemah 0,14 persen menjadi USD72,69 per barel.
Citi memperkirakan harga minyak mentah Brent diperkirakan rata-rata USD74 per barel tahun ini atau merevisi turun perkiraan sebelumnya sebesar USD1 per barel, karena ekspektasi kelebihan pasokan.
Para peneliti di bank tersebut juga memangkas perkiraan Brent mereka untuk 2025 sebesar USD10 per barel. Pengamat memperkirakan patokan internasional rata-rata USD60 per barel pada 2024.
"Kami percaya fundamental pasar yang lebih lemah, tidak adanya gangguan pasokan besar, akan mengakibatkan OPEC+ melanjutkan pengurangan produksi pada kuartal pertama 2024, sepanjang 2024 dan mulai menguranginya hanya pada paruh kedua 2025," kata analis Citi dikutip dari Oilprice.com.
Karena manajemen pasokan OPEC, harga Brent kemungkinan akan bertahan di atas USD70 per barel tahun ini, karena kartel dan mitranya dalam aliansi OPEC+ diharapkan dapat menjaga pasar tetap seimbang.
Ekonomi Global Diperkirakan Melambat
Saat ini pertumbuhan ekonomi global yang lemah diperkirakan akan memperlambat pertumbuhan permintaan minyak pada 2024, sehingga menjaga rata-rata harga minyak mentah WTI AS di bawah USD80 per barel, menurut jajak pendapat bulanan Reuters pada akhir Desember. Para analis merevisi turun perkiraan mereka untuk 2024 dari sebelumnya proyeksi bulan.
Harga minyak mentah Brent kini diperkirakan mencapai rata-rata USD82,56 per barel tahun ini, turun dari perkiraan konsensus USD84,43 dalam jajak pendapat November.
Dalam survei Reuters Desember, hanya satu dari 34 kontributor yang memperkirakan harga rata-rata minyak mentah Brent akan berada di atas USD90 per barel pada 2024.