
Study finds (© NDABCREATIVITY - stock.adobe.com)
Jakarta, tvrijakartanews - Pola makan yang tepat dapat memperlambat penuaan otak dan menambah usia hidup. Para peneliti di Buck Institute telah menemukan hubungan yang signifikan antara pembatasan kalori, kesehatan otak, dan peningkatan umur, semuanya berfokus pada gen OXR1 seperti dilansir dari study finds edisi (14/01/2024).
Kenneth Wilson, PhD, postdoc dari Buck Institute dan penulis pertama dari penelitian mengatakan bahwa ternyata, membatasi jumlah makanan yang dimakan berdampak bagi pada otak.
“Ketika orang membatasi jumlah makanan yang mereka makan, mereka biasanya berpikir hal itu mungkin berdampak pada saluran pencernaan atau penumpukan lemak, namun belum tentu berdampak pada otak, ternyata ini adalah gen yang penting di otak,” kata Kenneth Wilson.
Dalam penelitian yang melibatkan lalat buah dan sel manusia ini, mengungkapkan bahwa pembatasan pola makan dapat menunda penuaan dan memperlambat perkembangan penyakit neurodegeneratif, seperti Alzheimer dan Parkinson, melalui mekanisme seluler tertentu. Proses ini terutama difasilitasi oleh gen OXR1, yang berperan penting dalam melindungi sel-sel otak dari penuaan dan menyebabkan gangguan neurologis.
Dalam rilis media, Profesor Buck Pankaj Kapahi, PhD, salah satu penulis senior studi tersebut mengatakan, “Kami menemukan respons spesifik neuron yang memediasi perlindungan saraf dari pembatasan pola makan. Strategi seperti puasa intermiten atau pembatasan kalori, yang membatasi nutrisi, dapat meningkatkan kadar gen ini untuk memediasi efek perlindungannya.”
“Gen merupakan faktor penting ketahanan otak yang melindungi terhadap penuaan dan penyakit neurologis,” tambah Profesor Buck Lisa Ellerby, PhD.
Berdasarkan laporan, perjalanan para peneliti dimulai dengan mempelajari sekitar 200 strain lalat buah dengan pola makan berbeda. Mereka menemukan bahwa varian genetik tertentu, termasuk gen OXR1 (dikenal sebagai “mustard” atau “mtd” pada lalat buah), secara signifikan mempengaruhi umur panjang dengan pola makan terbatas kalori. Para ilmuwan telah menemukan bahwa gen ini juga melindungi sel dari kerusakan oksidatif, yang dapat menyebabkan cacat neurologis parah dan kematian dini.
Menariknya, tim menemukan bahwa gen OXR1 berdampak pada kompleks protein yang disebut retromer, yang penting untuk mendaur ulang protein seluler dan lipid.
“Retromer adalah mekanisme penting dalam neuron karena menentukan nasib semua protein yang dibawa ke dalam sel,” kata Kenneth Wilson.
Studi inovatif yang dipublikasikan di jurnal Nature Communications ini juga mengungkapkan, proses tersebut sangat penting pada neuron dan memiliki kaitan dengan pencegahan penyakit neurodegeneratif terkait usia. Penulis penelitian menyimpulkan bahwa pembatasan pola makan membantu menjaga kemampuan retromer untuk berfungsi, memastikan penuaan otak yang sehat dan memperpanjang umur.
“Pola makan mempengaruhi gen ini. Dengan makan lebih sedikit, Anda sebenarnya meningkatkan mekanisme pengurutan protein dengan benar di dalam sel Anda, karena sel Anda meningkatkan ekspresi OXR1,” jelas Kenneth Wilson.
Lebih lanjut, kedepannya para peneliti ingin mengidentifikasi senyawa yang dapat meningkatkan kadar OXR1 pada manusia, yang berpotensi menunda penuaan otak dan menambah umur manusia.
“Mudah-mudahan dari sini kita bisa mendapatkan lebih banyak gagasan tentang mengapa otak kita mengalami kemunduran. Diet mempengaruhi semua proses dalam tubuh Anda. Saya pikir penelitian ini mendukung upaya untuk mengikuti pola makan yang sehat, karena apa yang Anda makan akan berdampak lebih dari yang Anda tahu.” Wilson menyimpulkan.

