Menko Perekonomian Sebut Indonesia Catat Surplus Neraca Perdagangan 44 Bulan Berturut-Turut
EkonomiNewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto hadir secara virtual dalam acara Standard Chartered World of Wealth 2024. (Tangkap layar laman resmi Kemenko Bidang Perekonomian)

Jakarta, tvrijakartanews - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan sebesar USD36,93 miliar, sepanjang selama 44 bulan berturut-turut.

“Surplus neraca perdagangan di 2023 sebesar USD36,93 miliar dan untuk pertama kalinya kita juga mencapai surplus tahunan dengan China. Capaian surplus ini menciptakan ruang kapasitas fiskal serta memberikan stimulus bagi masyarakat dan dunia usaha,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto hadir secara virtual dalam acara Standard Chartered World of Wealth 2024, di Jakarta, Rabu (17/01).

Airlangga mengatakan bahwa Pemerintah akan terus memitigasi berbagai dampak tantangan global yang masih terus bergulir. Dalam jangka pendek, Pemerintah akan terus menjaga daya beli masyarakat, investasi, dan stabilitas makro ekonomi.

“Neraca perdagangan Indonesia tahun 2023 mencapai USD36,93 miliar, tadi saya sampaikan bahwa dengan Tiongkok pun kita mengalami surplus USD2,06 miliar, dengan India surplus USD14,5 miliar, dengan Uni Eropa juga surplus USD0,89 miliar,” ujarnya.

Sedangkan cadangan Devisa 2023 meningkat pesat menjadi USD146,4 miliar. Pencapaian ini berkat dukungan oleh pencapaian regulasi Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam sebagaimana amanat PP Nomor 36 Tahun 2023.

“Ini salah satu didukung oleh pencapaian regulasi Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam sebagaimana amanat PP Nomor 36 Tahun 2023,” jelasnya.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi juga akan terus dijaga untuk tetap berkualitas, inklusif, dan berkelanjutan dalam rangka memastikan ketahanan ekonomi jangka menengah-panjang melalui beberapa kebijakan prioritas yang telah dan akan terus didorong.

“Pertama, peningkatan ekonomi berkelanjutan melalui transisi energi dan perbaikan carbon storage dengan didukung strategi pembiayaan berkelanjutan ramah lingkungan. Kedua, peningkatan nilai tambah ekonomi melalui hilirisasi.

Ketiga, kata Airlangga peningkatan produktivitas melalui inovasi digital dan penyiapan sumber daya manusia. Keempat, melanjutkan reformasi struktural dan transformasi ekonomi melalui penguatan infrastruktur, kelembagaan, dan kemudahan perizinan berusaha, serta hilirisasi industri, untuk produk strategis seperti semikonduktor. Kelima, peningkatan peran intermediasi sektor keuangan terutama untuk mendorong UMKM.

“Kita juga harus terus mengupayakan Indonesia di dalam forum-forum internasional yang akan menerapkan standar tinggi seperti masuknya Indonesia di dalam OECD. Dimana OECD akan membuka akses pasar dan menjamin bahwa investasi yang dilakukan berbasis juga keamanan para investornya,” tuturnya.

Lebih lanjut, Airlangga menjelaskan bahwa Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar di dunia akan memastikan penyelenggaraan pemilihan umum berjalan secara aman, jujur, dan adil. Dengan adanya pemerintahan yang baru, Pemerintah akan tetap berkomitmen melanjutkan reformasi struktural untuk menghadirkan iklim berusaha yang sehat demi penciptaan lapangan kerja.

“Semangat dan optimisme yang sudah kita miliki hari ini tentu perlu didukung oleh semua pihak termasuk para stakeholder dan para wealth customer dari Standard Chartered Bank yang diharapkan akan menjadi pemain ekonomi dan menjadi kunci untuk pencapaian tujuan Indonesia menjadi negara maju dan sejahtera di tahun 2045,” pungkasnya.