
Ganjar Pranowo saat bertemu dengan pendukungnya di Magetan, Jawa Timur. Foto TPN Ganjar-Mahfud
Jakarta, tvrijakartanews - Calon presiden nomor urut 03, Ganjar Pranowo meminta Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud untuk segera melakukan investigasi soal surat suara bermasalah di luar negeri. Ganjar mendapat laporan ini dari warga saat menemui masyarakat di Warung Kopi Bara, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Pada pertemuan itu, Ganjar menerima aduan dari salah satu relawannya yang juga pekerja migran bernama Utrik terkait surat suara. Dia menyampaikan laporan dari sesama pekerja migran di Hongkong soal surat suara yang dikirim ke alamat yang salah dan surat suara yang didapat hanya caleg tanpa ada surat suara capres.
"Pak, saya mantan PMI. Saya mendapat laporan dari teman-teman di Hong Kong, sudah dimulai pencoblosan. Tapi teman-teman mengeluh Pak, karena sistem yang diterapkan sekarang, semrawut, Pak," kata Utrik kepada Ganjar dikutip pada Jumat, 19 Januari 2024.
Utrik mengatakan, sistem pencoblosan untuk PMI yang diberlakukan saat ini berbeda dengan Pemilu sebelumnya. Dulu, PMI melakukan pencoblosan di Tempat Pemungutan Suara (TPS), sekarang surat suara dikirim ke alamat tempat bekerja PMI.
"Ada banyak yang mengeluh, karena belum menerima surat suara, Pak. Jadi mereka sampai sekarang belum menggunakan hak pilihnya. Ada juga surat suara yang dikirim ke alamat yang salah, jadi nggak kepakai," jelas Utrik.
Selain mengadu kepada Ganjar soal keluhan teman-temannya, Utrik juga melakukan video call dengan teman-temannya di Hong Kong untuk membuktikan bahwa laporannya itu benar.
Mendapat informasi itu, Ganjar mengaku sudah menerima beberapa laporan serupa terkait problem pencoblosan di luar negeri. Saat ini, pihaknya sedang memantau dan mengumpulkan bukti-bukti.
"Kita lagi pantau bahkan tadi menyampaikan temannya di Hongkong ada yang sudah menyoblos dan menurut mereka ada problem," ujar Ganjar.
Ganjar meminta laporan tersebut langsung diteruskan ke TPN untuk dilakukan investigasi. Ia meminta agar laporan seperti itu diklarifikasi secepatnya agar tidak menimbulkan kecurigaan dan keresahan.
"Kami sedang memantau ini dan masukan mulai masuk ke kita agar nanti TPN menindaklanjuti seperti apa kondisinya agar kita tidak curiga, tidak resah," kata Ganjar.