
Foto : Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid saat ditemui di Medcen Prabowo-Gibran. Foto M Julnis Firmansyah
Jakarta, tvrijakartanews - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid menyatakan pihaknya tak ambil pusing dengan elektabilitas pasangan capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang stagnan. Hal itu tergambar dalam survei teranyar yang dilakukan Indikator Politik Indonesia.
"Ya namanya variabel kan, ya hanya satu lembaga survei. Ya, silakan saja, enggak apa-apa Indikator punya data seperti itu. Pokoknya terima kasih, ya kan. Ini akan membuat kita tambah lebih kerja keras," ujar Nusron, Jumat, 19 Januari 2024.
Meski stagnan, Nusron menyatakan pihaknya tetap optimistis Prabowo-Gibran bisa menang Pilpres 2024 dalam satu putaran. Sebab, dirinya yakin keinginan Pilpres 2024 berjalan satu putaran tak hanya kehendak pihaknya saja, tetapi juga masyarakat.
Sebab, kata dia, jika Pilpres 2024 berjalan satu putaran maka APBN bisa dihemat hingga Rp27 triliun.
"Rakyat menginginkan penghematan uang Rp27 triliun karena rakyat membutuhkan uangnya itu untuk bangun jalan, bangun rumah sakit, puskesmas, sekolahan, rakyat enggak ingin pemborosan. Kalau ada paslon lainnya menginginkan dua putaran, ya itu silahkan. Berarti mereka itu menginginkan adanya pemborosan," kata Nusron.
Sebelumnya, survei Indikator Politik Indonesia dilakukan pada 30 Desember 2023 - 6 Januari 2024. Survei menunjukkan elektabilitas pasangan 02 masih menjadi yang terbesar di antara dua pasangan calon lainnya dengan 45,79 persen. Namun, survei menunjukkan elektabilitas tersebut tercatat stagnan.
"Dibandingkan survei tatap muka bulan lalu, terjadi stagnasi buat elektabiitas paslon 02, perolehannya sekitar 45,8 persen, artinya stagnan," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi, Kamis, 18 Januari 2024.
Dalam survei Indikator pada 27 Oktober-1 November 2023, tercatat elektabilitas Prabowo-Gibran di angka 39,7 persen. Elektabilitas pasangan itu naik menjadi 45,8 persen pada 23 November-1 Desember 2023, tetapi stagnan pada 30 Desember 2023-6 Januari 2024 di angka 45,79 persen.
"Apakah stagnasi buat paslon 02 ini berlanjut sampai bulan depan? Kalau iya, berarti kemungkinan 2 putaran terbuka," kata Burhanuddin.
Sementara itu, elektabilitas paslon nomor urut 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar tercatat naik dari 22,8 persen pada 23 November 2023-1 Desember 2023 menjadi 25,47 persen pada 30 Desember 2023-6 Januari 2024.
Lalu untuk paslon nomor urut 03, Ganjar-Mahfud mengalami penurunan dari 30,0 persen pada 27 Oktober-1 November 2023 menjadi 25,6 persen pada 23 November-1 Desember 2023, dan 22,96 persen pada 30 Desember-6 Januari 2024.
Dalam survei kali ini, Indikator Politik Indonesia melibatkan 4.560 responden yang dipilih dengan metode multistage random sampling. Survei ini dilakukan dengan metode wawancara tatap muka. Responden yang tidak tahu atau tidak menjawab juga stagnan berada di angka 5,78 persen.
Dengan asumsi metode stratified random sampling, ukuran sampel basis 4.560 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sekitar ±2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

